Jumat, 21 September 2012

Menggosok Gigi & Pemeriksaan Gigi Bersama

Di TK Khoirunnisa pada hari Jum'at, tanggal 21 September 2012 diadakan kegiatan "Menggosok Gigi Bersama dan Pemeriksaan Gigi". Kegiatan ini rutin diadakan di setiap sekolah, terutama di tingkat TK. Hal ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkembangkan sikap kemandirian, kedisiplinan dan kesadaran kepada anak-anak akan pentingnya menjaga kesehatan gigi.

mendapat pengarahan dari petugas puskesmas

Dalam kesempatan tersebut petugas puskesmas dari Kecamatan Kacang Pedang memberikan nasehat dan tata cara bagaimana menggosok gigi yang benar, yaitu untuk gigi bagian depan sikat diarahkan naik turun (dari atas ke bawah), sedangkan bagian dalam dengan jalan gerakan melingkar atau maju mundur.

anak-anak bersemangat menggosok gigi

"Dalam sehari minimal dua kali kita menggosok gigi, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sesaat sebelum tidur", kata salah satu ibu petugas puskesmas kepada anak-anak. Alhamdulillah anak -anak begitu antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan "menggosok gigi bersama" ini.

Setelah melakukan "menggosok gigi bersama" di halaman sekolah, kegiatan dilanjutkan dengan "pemeriksaan gigi". Satu persatu anak-anak dipanggil untuk diperiksa giginya. Alhamdulillah anak-anak secara tertib dan teratur satu persatu memenuhi panggilan petugas untuk diperiksa giginya. 


Tidak ada anak yang takut ataupun menangis karena giginya diperiksa. Alhasil semua kegiatan dari awal hingga akhir dapat berjalan dengan lancar.

saat menunggu giliran dipanggil....

Semoga kegiatan "menggosok gigi bersama & pemeriksaan gigi" ini akan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembangnya kepribadian anak-anak. Hal ini karena dengan rutin dan secara teratur anak-anak menggosok gigi maka akan menumbuhkan rasa kemandirian dan kedisiplinan di diri anak-anak yang akan terbawa hingga mereka dewasa nanti. Mereka akan menyadari akan arti pentingnya menjaga kesehatan badan, salah satunya kesehatan giginya.


terimakasih ibu petugas dari Puskesmas Kecamatan Kacang Pedang...semoga ilmu dan nasehat yang telah disampaikan bermanfaat bagi anak-anak TK Muslimat NU Khoirunnisa I.

Kamis, 13 September 2012

Arti/Makna Logo PAUD

Arti / Makna Logo PAUD
(Makna Simbol PAUD - Artikel Pendidikan Anak Usia Dini)

Di sekolah-sekolah PAUD, mungkin kita pernah dan bahkan sering melihat logo PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Logo tersebut berwarna biru, dan kadang berwarna kuning, bergambar orang tua sedang menuntun dua anak. Namun tahukah anda makna yang terkandung di dalam logo tersebut. Anda sebagai pendidik PAUD, tentu harus mengerti tentang makna yang terkandung di dalam logo tersebut, karena di dalam logo tersebut terkandung visi dan misi berdirinya PAUD itu sendiri. Semoga dengan semakin mengerti arti logo tersebut, anda bisa menunaikan kewajiban anda sebagai pendidik PAUD dengan penuh tanggung jawab, suka cita, dan kasih sayang.

Arti logo:
1. Gambar Segi Lima
Lambang lima sila (pancasila) sebagai landasan dasar sikap dan peranan keluarga dalam pendidikan, pemberian gizi dan pemeliharaan kesehatan anak serta penanaman sikap moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Orang Tua Menuntun Anak
Lambang Dwi Fungsi Tunggal orang tua yang mengayomi anak dengan memberi kebebasan , namun tetap dalam tuntunan orang tua (Tut Wuri Handayani).
3. Dua Anak
Lambang kemitrasejajaran anak laki-laki dan perempuan memperoleh asuhan tumbuh kembang yang optimal.
4. Bulat di Perut
Lambang peran orang tua turut menentukan masa depan anak sedini mungkin Sejas dalam kandungan.
5. Tiga Buku
  1. Melambangkan aspek keimanan, moral, dan emocional anak.
  2. Melambangkan unsur: kesehatan, Gizi, pendidikan sebagaiunsur yang tidak terpisahkan dalam menentukan kualitas anak.
  3. Melambangkan usia anak intelegasi, pertumbuhan dan perkembangan anak dalam periode iritis: 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun.

Setelah anda mengerti arti yang terkandung di dalam logo tersebut, bagaimana pendapat anda? Lewat logo tersebut, Anda diajak untuk tidak hanya menjadi pendidik saja, melainkan juga sebagai orang tua anak didik anda. Tentu saja tugas anda tidak hanya mentransfer ilmu, melainkan juga mengasuh mereka seperti anak kita sendiri. Sehingga tercapailah apa yang menjadi misi PAUD di dalam semboyannya, yaitu menjadikan anak bangsa yang SEHAT (lahir batin) CERDAS (berpikir dan bertindak) dan CERIA (saat belajar dan dan dalam kehidupan sehari-hari). Sudahkah anda menunaikan tugas anda sebagai pendidik anak bangsa dengan baik? Mari kita introspeksi bersama.
Sumber: Karya Kak Zepe

Kecit Begaya...


Ini ada beberapa foto murid TK Muslimat NU Khoirunnisa I yang diambil saat anak-anak sedang istirahat di sekolah:










Kamis, 06 September 2012

Perlunya "Permainan Kotor" Untuk Anak



Di dalam FORUM TK DAN PAUD, ada seorang guru yang menceritakan pengalaman beberapa anak didiknya yang tidak mau “berkotor-kotor”. Mereka selalu menghindari kegiatan yang bersifat menjijikkan, misalnya menggunakan lem, bermain tanah liat, bermain pasir, dll. Mereka tidak mau tangan mereka menjadi kotor. Hidup bersih dan sehat sangat disarankan buat anak-anak. Namun, bila terlalu bersih, sebenarnya itu jug tidak sehat. Mari kita simak sebuah artikel yang saya ambil di kaskus.us yang berjudul ‘Jangan biarkan anak terlalu bersih” i bawah ini:

Hasil penelitian tim peneliti School of Medicine di University of California, AS, seperti diberitakan Nature Medicine, Senin (23/11), menyebutkan, bakteri bernama Staphylococci yang hidup di kulit membentuk semacam jaringan yang mencegah peradangan ketika kita terluka.
 Bakteri itu juga mengurangi reaksi ketahanan tubuh yang berlebihan. Para pakar medis mengatakan, temuan tim peneliti itu memberikan penjelasan atas ”hipotesis kesehatan” yang menyebutkan jika tubuh dibiasakan menghadapi kuman sejak usia dini, maka kemungkinan besar tubuh akan menciptakan jaringan pelindung dari berbagai macam alergi. Selama ini ada pandangan bahwa obsesi masyarakat pada
kebersihan sebenarnya mulai muncul ketika alergi merebak di negara-negara berkembang. ”Temuan ini bisa membantu kita untuk menemukan pendekatan yang baru untuk menangani penyakit-penyakit kulit yang menular,” kata pemimpin tim peneliti Richard Gallo. Juru bicara untuk lembaga Allergy UK mengatakan, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa tubuh sebenarnya akan menjadi lebih kebal jika kerap terekspos dengan kuman.  

Lalu bagaimana  caranya agar  buah  hati  kita  bisa  hidup  “agak  kotor” namun tetap  sehat? Saya  akan memberikan sebuah pengalaman menarik dari Bunda Sufeini Setia,  seorang  Ibu yang berprofesi  sebagai  guru  TK  dan Pra  TK. Kesaksian  ini adalah  sebuah  kisah  nyata yang pernah dialami  buah hatinya. Dulu  buah  hati  Bunda  Sufeini juga tidak  mau  berkotor-kotor  ria. Ide yang  terlintas di dalam benak  Bunda Sufeini  adalah dengan cara membuat  lem bersama. Bunda Sufeini  mengajak anaknya  untuk  membuat  lem yang berbahan tepung tapioka dan pewarna makanan.  Beliau membiarkan anaknya  untuk terlibat penuh  dalam  proses memasak  lem tersebut. 

Setelah  matang, sang anak sempat  berkata,”Kok kayak  makanan?” Lalu Bunda  Sufeini mengatakan bahwa yang mereka masak  bukanlah  makanan,  namun  sebuah  mainan. Setelah dingin, Bunda Sufeini  memberikan kertas  karton  kepada buah  hatinya, lalu  membiarkan berkreasi  sesukanya dengan lem  tersebut. Pada saat  bermain,  sang anak sempat  berkata “jijik”. Namun Bunda Sufeini  menjelaskan,”Kalau sudah  dimasak kenapa  harus  jiijk? Kalaupun tangan kita jadi  kotor, nanti  kan bisa  cuci  tangan supaya bersih.”

Hasilnya  sangat  positif,  di sekolah, buah  hati  dari Bunda Sufeini ini  sudah  mau bermain  menggunakan lem,  pewarna, dll yang dulu  menurutnya  kotor dan jijik. Itu  hanyalah salah  satu  cara agar  buah  hati  kita  tidak  “terlalu  bersih”. Namun  setiap  anak tentu membutuhkan pendekatan dan metode yang berbeda-beda. Jadi tidak ada salahnya bila sekali-sekali  kita  bertanya kepada guru  yang  mengajak  anak  kita  di sekolah tentang  mau tidaknya anak  kita  melakukan permainan yang “berkotor-kotor”. Bila buah hati kita ternyata  belum  mau,  mungkin  kita  bisa mencoba metode yang digunakan oleh  Bunda Sufeini  di  atas, tentang  bagaimana cara menanamkan di dalam  pikiran  anak  bila kita  tidak perlu  takut  “kotor”.

Saya  jadi  teringat  sama anak-anak   yang hidup  di  kampung  nenek  saya,  banyak  anak-anak  yang  dibiarkan  tanpa celana  merangkak  di  rumah  yang lantainya  adalah tanah (tanpa ubin),  namun tetap  terlihat sehat   dan katanya jarang  sakit. Ups… Tapi  saya tidak  menyarankan untuk ikut-ikutan mereka lho. Karena lingkungan tempat  tinggal  kita mungkin berbeda  dengan mereka. Yang terpenting  adalah  jangan biarkan buah hati  kita takut  berkotor-kotor.
Sumber: Kak Zepe

Rabu, 05 September 2012

Pawai TK se Kota Pangkalpinang

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2012, maka di kota Pangkalpinang diadakan pawai. Kegiatan dilaksanakan pada bulan September atau diundur dikarenakan saat bulan Agustus bertepatan dengan puasa Ramadhan.

Masyarakat sekitar kota Pangkalpinang begitu bersemangat menyambut pawai tersebut. Ada beraneka macam pawai, dari anak TK, SD, SMP, SMA maupun instansi dan umum.

Pada hari Rabu, tepatnya tanggal 5 September 2012 diadakan Pawai anak TK se Kota Pangkalpinang. Kami dari TK Muslimat Nu khoirunnisa I ikut serta dalam pawai tersebut. di bawah ini foto-foto yang sempat kami ambil saat kegiatan Pawai berlangsung: