Rabu, 11 Juli 2012

Mengajar Itu Menyenangkan Jika Dengan Tulus Ikhlas



Mendidik siswa taman kanak-kanak merupakan hal yang membahagiakan dan menarik. Apalagi disaat mampu mengubah sikap siswa yang masih malas dan egois menjadi anak yang disiplin, rajin serta mampu bertoleransi dengan sesama, menjadi saat yang membanggakan.
Berbagai pelatihan yang telah dimiliki baik pelatihan pendidikan bahasa inggris untuk anak hingga pengembangan pendidikan berkarakter dapat memberikan suasana berbeda dalam pembelajaran siswa.
Siswa taman kanak-kanak memerlukan proses belajar dalam permainan. Melalui permainan-permainan siswa dapat belajar bertoleransi, berempati, berkreasi, mampu membaca dan menulis serta berbahasa arab dan inggris.
Hasil pembelajaran dengan permainan ataupun nyanyian juga lebih diingat oleh siswa karena siswa melakukan sendiri semua hal yang dipelajari dan merupakan hal-hal yang menyenangkan.
Contohnya: agar siswa mengenal dan hafal nama-nama wajib nabi yang harus diketahui, maka guru memperkenalkan nama-nama nabi tersebut dengan nyanyian. Dengan irama “balonku” maka siswa akan mengenal dan hafal nama-nama nabi yang jumlahnya ada 25 nabi.
Contoh lainnya, agar siswa hafal tentang gerakan wudhu, maka ada “tepuk wudhu”. Ada juga tepuk sate, tepuk badut, dimana semua itu bertujuan agar siswa lebih mengenal tentang profesi tukang sate dan badut.
Keikhlasan dan kasih sayang untuk pendidikan menjadi kunci keberhasilan suatu proses pembelajaran. Dengan ikhlas, pengajaran kepada siswa dapat dilakukan sepenuh hati. Dan dengan kasih sayang hubungan guru dan siswa lebih erat, sehingga proses pendidikan demi akhlak mulia dapat tercapai.

Rabu, 04 Juli 2012

Menasehati Dan Memperlakukan Anak Keras Kepala

Beberapa orang tua mengeluh tentang sifat anaknya yang keras kepala. Mereka bingung bagaimana cara menasehati mereka. Bila dilarang untuk melakukan sesuatu mereka akan mengamuk, atau bahkan melawan. Saya akan memberikan beberapa tips untuk menasehati anak yang keras kepala.

1. Lihat diri kita
Kadang kita tidak menyadari bila buah hati kita memiliki hati yang keras, salah satu sebabnya adalah diri kita sendiri. Bila kita memiliki hati yang keras, sukar dinasihati, tentu saja secara tidak langsung itu juga akan menular pada diri buah hati kita. Bayangkan saja, pada saat anda dinasihati oleh orang tua anda, anda malah melawan, dan tidak mematuhinya. Atau pada saat pasangan kita menasihati kita, kita malah asyik nonton TV, dan tidak memperhatikannya. Bila setiap hari buah hati kita melihat hal ini, tentu lama kelamaan buah hati kita akan menirunya.
Bila kita saat ini terlalu sombong, marilah kita merendahkan hati kita. Bila kita kurang mau mendengarkan orang lain, maka marilah kita mulai saat ini belajar mendengarkn. Supaya kita pun juga akan semakin mengerti segala kebutuhan buah hati kita, dengan mau dan menyediakan waktu untuk buah hati kita.

2. Ada ”Kebutuhan” yang Tidak Terpenuhi
Hal ini mungkin salah satu buah dari sikap kita yang kurang mau mendengarkan dan mengeraskan hati. Sifat tersebut bisa berimbas pada tidak terpenuhinya kebutuhan sang buah hati. Kebutuhan seorang anak sebenarnya tidak banyak. Mereka menginginkan perhatian dan kasih sayang kita sebagai orang tua. Kasih sayang dan perhatian yang cukup akan meminimalisir kebutuhan anak-anak pada “materi”.
Jadi kalau anak mulai minta ini itu, mudah merengek, dan cepat bosan terhadap apa yang dia beli, itu sebenarnya sebagai ungkapan atau pengaruh dari adanya bagian hati mereka yang kosong. Dan sebenarnya bagian hati yang kosong tersebut hanya bisa diisi dengan kasih sayang dan kehangatan yang ada di dalam sebuah keluarga.

3. Salurkan Hobinya
Setiap anak tentu memiliki bakat dan minat yang berbeda. Sebagai orang tua yang cermat, kita harus mengerti tentang hal ini. Misalnya bila buah hati kita suka mencorat-coret di atas kertas, mulailah mencoba memasukkan buah hati kita pada sanggar-sanggar melukis.
Anak-anak yang normal, biasanya memiliki “kelebihan tenaga”. Itulah kenapa kita sering melihat anak-anak susah diam. Dia akan selalu bergerak, dan mencari keasyikan yang bisa dia lakukan. Jadi arahkanlah “sisa tenaga” yang ada di dalam diri sang buah hati. Hal ini akan sangat bermanfaat supaya emosi mereka bias diarahkan kepada hal-hal yang positif. Hal ini akan sangat mengurangi pengaruh-pengaruh negative dari luar yang bisa menyebabkan mereka gampang marah, gampang merasa bosan, gampang sedih dan sifat-sifat negatif lainnya.

4. Jadilah orangtua yang bijak 
Kebijakan orang tua sangat bergantung pada kepekaan orang tua pada buah hatinya. Orang tua yang bijak selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memberikan pilihan terbaik kepada sang buah hati. Yang terbaik bagi anak, kadang bukanlah yang terbaik bagi orang tua. Disinilah terkadang kita temukan kesalahpahaman antara orangtua dan anak. 
Agar pilihan orang tua dan anak bisa selaras, perlu sekali adanya komunikasi yang intens. Disinilah waktu anda sangat dibutuhkan. Bukan banyaknya waktu yang anda berikan kepada anak, melainkan kualitas kebersamaan anda pada anak.
Agar kesehatian antara orang tua dan anak bisa terjaga, kita bisa melakukan komunikasi dari hati ke hati, dan tentunya tidak harus dalam suasana yang serius. Kita bisa melakukannya dengan sering-sering menelepon buah hati kita, sharing pada saat makan bersama, melakukan kegiatan bersama (seperti membersihkan rumah bersama), dan masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan.
Dari kedekatan inilah, anda akan semakin memahami buah hati anda. Sehingga pemikiran kita dengan sang buah hati kita pun bisa menyatu, dan meminimalisir kesalahpahaman yang biasanya terjadi karena adanya “batas” antara orang tua dan anak. Dan dari kedekatan inilah, anda bisa menasehati anak dengan bijak.

5. Tidak Mempermalukan Anak di Depan Umum
Kadang ada orang tua yang “tidak tahu tempat” saat menasihati anak. Sudah di tempat umun, dengan suara keras,”Kamu ini bisa nggak sih?!!” Saat menasihati anak, akan lebih baik bila kita menasihatinya di tempat yang rahasia dan dengan suara lembut. Jangan memberikan larangan, melainkan himbauan. Jangan berkata,”Kamu tidak boleh menggambari di tembok”. Tetapi..”Kalau kamu suka menggambar besok Papa belikan buku gambar yang besar.” Mengharapkan anak berubah dengan mempermalukan mereka di tempat umum bukanlah cara menasihati yang baik. Karena pada saat itu juga, kita sudah mengajarkan kepada anak kalau mempermalukan orang lain di tempat umum adalah sesuatu yang “halal”.

6. Tidak memaksa
Bila saya boleh bertanya pada anda,”Maukah anda dipaksa melakukan sesuatu meskipun itu adalah sesuatu hal yang anda suka?” Saya sendiri pernah dipaksa teman saya memakan Pizza di rumahnya, namun dengan nada yang tidak mengenakkan dan “seperti bos”. Tidak tahu kenapa, Pizza yang merupakan salah satu makanan favorit saya menjadi seperti sulit untuk ditelan. Begitulah yang terjadi pada buah hati kita. Kita harus belajar mengatakan sesuatu kepada buah hati kita dengan lembut tanpa ada unsur pemaksaan. Kita harus belajar mengajak daripada menyuruh. Kenapa? Karena menyuruh berarti meminta seseorang melakukan sesuatu dan itu harus dilakukan sedangkan kita sendiri tidak mau melakukan hal yang sama. Sedangkan mengajak, adalah meminta seseorang melakukan sesuatu dan mau menjadi satu dengan orang yang kita minta dengan prinsip kebersamaan.

7. Saat Yang Tepat Saat menasihati 
Pernahkan anda diajak makan pada saat anda masih merasa sangat kenyang? Pernahkan anda diajak temen jalan-jalan, pada saat anda dalam kondisi sangat lelah? Nah… “Timing” adalah sesuatu yang penting dan perlu kita perhatikan pada saat kita hendak menasihati buah hati kita. Pilihlah saat yang tepat dimana kita bisa mentransfer “ilmu moral” kita kepada buah hati kita, tanpa dia merasa terpaksaDan tentu saja hal ini masih sangat berhubungan dengan tips nomor 4. Contohnya adalah dengan mengajak sang buah hati untuk jalan-jalan. Setelah dia merasa senang, dan merasa lapar, anda bisa mengajak makan bersama. Dan pada saat itulah anda bisa mengobrol dan mengatakan harapan-harapan anda pada sang buah hati. Misalnya dengan mengatakan,”Mama suka kalau kamu berdandan rapi. Kamu kelihatan cantik sekali.” Atau dengan memujinya,”Wah… Anak mama sudah besar dan tambah dewasa, sudah bisa makan sendiri.” Dengan pancingan-pancingan seperti itu, biasanya anak akan menjadi lebih tertarik untuk mau mendengarkan nasihat anda, sehingga untuk kedepannya mereka pun bisa berubah sedikit demi sedikit.

Kamis, 14 Juni 2012

Lomba Gigi Sehat Anak SD dan TK Tingkat Kota Pangkalpinang

Pada hari ini, Kamis tanggal 14 Juni 2012 salah satu murid TK Khoirunnisa I mengikuti lomba gigi sehat anak TK di tingkat kota Pangkalpinang. Ananda Razzan dari TK A di TK Khoirunnisa I adalah salah satu wakil dari Kecamatan Kacang Pedang. Dimana dari Kecamatan Kacang Pedang mengirimkan 3 anak sebagai perwakilannya (yang telah mendapatkan juara 1, 2 dan 3 di tingkat Kecamatan Kacang Pedang).

hotel eDOtel

Lokasi pelaksanaan lomba diadakan di Hotel eDOTEL. Hotel eDOTEL merupakan hotel yang terintegrasi dengan SMKN 3 Pangkalpinang, artinya letak hotel satu lokasi dengan sekolahahn. Di bagian depan adalah gedung sekolah SMKN 3 Pangkalpinang dan dibagian belakang melalui jalan di samping sekolah adalah lokasi hotel eDOtel.

Dilihat dari kondisi lokasi sekolahan yang nyaman, rindang dan memiliki fasilitas hotel, maka sangat cocok dan pantas untuk perkembangan bagi dunia pendidikan khususnya SMK yang berbasis pariwisata dan perhotelan.


Keberhasilan untuk bisa mewakili sekolah di tingkat kecamatan Kacang Pedang adalah kebanggaan tersendiri bagi kami. Hal ini dikarenakan, saat lomba di awal kegiatan pihak sekolah mengirimkan dua anak sebagai wakilnya dan yang lolos seleksi awal saat di Puskesmas, hanya satu anak yaitu Razan. Alhamdulillah saat seleksi dua kali di Puskesmas, murid kami lolos dengan meraih juara dua.


Razan bersama 24 anak lainnya mengikuti seleksi lagi di tingkat Kota Pangkalpinang. Dari peserta yang hadir sebanyak 25 anak untuk tingkat TK, berarti rata-rata tiap Kecamatan mengirimkan 3 perwakilan anak (juara 1, 2 dan 3) untuk mengikuti perlombaan di tingkat kota pangkalpinang.

pemeriksaan oleh dokter gigi

pemeriksaan oleh dokter umum

pemeriksaan oleh psikolog

antusiasme guru pendamping dan wali murid peserta lomba

Setelah melalui tahap penilaian, yang dibagi menjadi 3 tahap: pertama pemeriksaan dokter gigi (memeriksa&meneliti kondisi&keadaan gigi peserta lomba), kedua pemeriksaan dokter umum (melihat kondisi fisik tubuh peserta, seperti keadaan kulit, kuku, badan dan kaki), ketiga pemeriksaan psikologi (tanya jawab dengan peserta lomba, mengenai pengetahuan anak tentang kesehatan gigi serta sejauh mana tingkat kemandirian & keberanian anak dalam menjawab dan berkomunikasi dengan psikolog).

dari kanan: juara 1, 2 dan 3 tingkat TK

juara 1, 2 dan 3 tingkat SD

Meskipun Razan sebagai wakil dari TK khoirunnisa I yang mewakili kecamatan Kacang Pedang tidak memperoleh juara, tetapi ini merupakan pengalaman yang berharga bagi dia, karena secara langsung ataupun tidak langsung anak akan mempunyai kesadaran yang lebih akan pentingnya merawat dan memelihara kesehatan badan dan utamanya kesehatan gigi. Peserta yang menjadi juara 1, 2 dan tiga mendapat hadiah piala dan souvenir plus amplop (uang), sedangkan seluruh peserta lomba juga mendapatkan souvenir dan amplop (uang) serta kesempatan berfoto bersama...duuh, senangnya melihat senyum kegembiraan tersungging diwajah mereka.

peserta lomba berfoto bersama

Selamat buat para pemenang yaaa...dan..teruntuk Razan...engkau sudah menjadi pemenang...karena telah mewakili pihak sekolah, khususnya TK Khoirunnisa I dan menjadi penyemangat bagi teman-teman yang lainnya, bahwa memelihara kesehatan badan dan gigi adalah sangat penting.

senyum semangat ^_^