Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Oktober 2012

Mewujudkan Kecerdasan Secara Utuh

Taman Kanak-kanak (TK) Muslimat NU Khoirunnisa I merupakan salah satu TK di bawah naungan Yayasan Pendidikan Muslimat Nahdlatul Ulama Bina Bakti Wanita perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berdiri pada tahun 2002 dan dibina langsung oleh Muslimat NU yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran, TK ini berupaya menumbuhkan kecerdasan utuh, baik intelektual, emosional dan spiritual serta membangun jiwa nasionalisme dalam diri siswa.
Kecerdasan intelektual diperoleh melalui pelajaran bahasa Indonesia, Arab dan Inggris, membaca, menulis dan sains sebagai pengetahuan serta perkembangan otak kanan. Pembelajaran dengan materi pengetahuan seperti benda langit, tegnologi komunikasi dan transportasi, selain memberikan wawasan lebih kepada siswa, juga menjadikan siswa bersemangat untuk belajar membaca dan menulis.
Kecerdasan emosional dibangun dengn menerapkan sikap empati, toleransi, kreatif, santun dan mandiri dalam bertindak maupun belajar selama berada di lingkungan sekolah. Setiap pagi dan siang sebelum pulang sekolah siswa dibiasakan untuk mengucapkan dn menjawab salam kepada guru, sehingga akan menumbuhkan rasa santun mereka terhadap orang yang lebih tua.
Permainan-permainan simulasi dan makan bersama diharapkan dapat mengikis sikap egois siswa berganti dengan empati dan toleransi. Pembelajaran melakukan segla kebutuhannya secara pribadi dapat membiasakan siswa mandiri serta kreatif dalam mewujudkan kebutuhannya.

mengaji iqra' rutin setelah makan bersama

Kecerdasan spiritual ditingkatkan dalam pembelajaran praktek wudhu, sholat dan mengaji iqra’. Setiap hari senin hingg jum’at siswa mengaji iqra’ secara rutin setelah kegiatan makan bersama. Sedangkan khusus hari jum’at siswa melaksanakan praktek wudhu, sholat dhuha dan mengaji iqra’ secara bersama-sama.

TK Khoirunnisa I juga menumbuhkan jiwa nasionalisme dengan pembelajaran upacara upacara bendera setiap hari senin. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa pada pentingnya menghargai perjuangan kemerdekaan.

kegiatan upacara bendera setiap hari senin

Salah satu program kerja di Tk Khoirunnisa I pada Semester I (satu) adalah bertema “kebutuhanku”, maka diadakan kegiatan “makan sehat” di sekolah. Pihak sekolah menyediakan makanan sehat dan bergizi, yaitu kacang hijau, roti dan susu, serta nasi uduk. Hal ini bertujuan agar siswa mengenal berbagai macam atau jenis makanan yang sehat dan bergizi dan menumbuhkan kesadaran pada siswa akan pentingnya makanan sehat.


Salah Satu Cara Pembelajaran di Kelas

Guru TK dalam memberikan materi kepada anak-anak dapat dengan berbagai cara, melalui beraneka macam media yang ada di sekitarnya. Salah satu cara pembelajaran yang juga efektif adalah mengajak mereka duduk melingkar di lantai kelas. Hal ini akan mendatangkan kedekatan emosi di antara guru dan anak.


Setiap harinya anak tidak hanya diajar, disuruh mengerjakan tugas (baik menggambar, menulis, mewarnai ataupun aktifitas lainnya) dengan duduk di kursi dan meletakkan tugasnya di atas meja saja. Akan tetapi memberikan kesempatan bagi anak untuk duduk dengan rileks di atas lantai, sambil mendengarkan guru bercerita, mendongeng ataupun menyampaikan materi pelajarannya.

Komunikasi yang terjalin adalah dua arah, anak bisa dengan leluasa bertanya dengan tetap menjaga kaidah kesopanan dan seorang guru bisa lebih dekat mengenal karakter setiap muridnya.

Alhasil, biasanya anak yang terkadang sulit diam ataupun terlalu banyak geraknya, dia akan dapat mengendalikan aktifitasnya tersebut karena mendapat perhatian yang sama dari gurunya.

so...jangan takut untuk berinovasi ataupun berkreasi agar lebih dapat menciptakan suasanya yang nyaman dan menyenangkan selama proses pembelajaran di kelas TK berlangsung.

Kamis, 13 September 2012

Arti/Makna Logo PAUD

Arti / Makna Logo PAUD
(Makna Simbol PAUD - Artikel Pendidikan Anak Usia Dini)

Di sekolah-sekolah PAUD, mungkin kita pernah dan bahkan sering melihat logo PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Logo tersebut berwarna biru, dan kadang berwarna kuning, bergambar orang tua sedang menuntun dua anak. Namun tahukah anda makna yang terkandung di dalam logo tersebut. Anda sebagai pendidik PAUD, tentu harus mengerti tentang makna yang terkandung di dalam logo tersebut, karena di dalam logo tersebut terkandung visi dan misi berdirinya PAUD itu sendiri. Semoga dengan semakin mengerti arti logo tersebut, anda bisa menunaikan kewajiban anda sebagai pendidik PAUD dengan penuh tanggung jawab, suka cita, dan kasih sayang.

Arti logo:
1. Gambar Segi Lima
Lambang lima sila (pancasila) sebagai landasan dasar sikap dan peranan keluarga dalam pendidikan, pemberian gizi dan pemeliharaan kesehatan anak serta penanaman sikap moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Orang Tua Menuntun Anak
Lambang Dwi Fungsi Tunggal orang tua yang mengayomi anak dengan memberi kebebasan , namun tetap dalam tuntunan orang tua (Tut Wuri Handayani).
3. Dua Anak
Lambang kemitrasejajaran anak laki-laki dan perempuan memperoleh asuhan tumbuh kembang yang optimal.
4. Bulat di Perut
Lambang peran orang tua turut menentukan masa depan anak sedini mungkin Sejas dalam kandungan.
5. Tiga Buku
  1. Melambangkan aspek keimanan, moral, dan emocional anak.
  2. Melambangkan unsur: kesehatan, Gizi, pendidikan sebagaiunsur yang tidak terpisahkan dalam menentukan kualitas anak.
  3. Melambangkan usia anak intelegasi, pertumbuhan dan perkembangan anak dalam periode iritis: 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-6 tahun.

Setelah anda mengerti arti yang terkandung di dalam logo tersebut, bagaimana pendapat anda? Lewat logo tersebut, Anda diajak untuk tidak hanya menjadi pendidik saja, melainkan juga sebagai orang tua anak didik anda. Tentu saja tugas anda tidak hanya mentransfer ilmu, melainkan juga mengasuh mereka seperti anak kita sendiri. Sehingga tercapailah apa yang menjadi misi PAUD di dalam semboyannya, yaitu menjadikan anak bangsa yang SEHAT (lahir batin) CERDAS (berpikir dan bertindak) dan CERIA (saat belajar dan dan dalam kehidupan sehari-hari). Sudahkah anda menunaikan tugas anda sebagai pendidik anak bangsa dengan baik? Mari kita introspeksi bersama.
Sumber: Karya Kak Zepe

Kamis, 06 September 2012

Perlunya "Permainan Kotor" Untuk Anak



Di dalam FORUM TK DAN PAUD, ada seorang guru yang menceritakan pengalaman beberapa anak didiknya yang tidak mau “berkotor-kotor”. Mereka selalu menghindari kegiatan yang bersifat menjijikkan, misalnya menggunakan lem, bermain tanah liat, bermain pasir, dll. Mereka tidak mau tangan mereka menjadi kotor. Hidup bersih dan sehat sangat disarankan buat anak-anak. Namun, bila terlalu bersih, sebenarnya itu jug tidak sehat. Mari kita simak sebuah artikel yang saya ambil di kaskus.us yang berjudul ‘Jangan biarkan anak terlalu bersih” i bawah ini:

Hasil penelitian tim peneliti School of Medicine di University of California, AS, seperti diberitakan Nature Medicine, Senin (23/11), menyebutkan, bakteri bernama Staphylococci yang hidup di kulit membentuk semacam jaringan yang mencegah peradangan ketika kita terluka.
 Bakteri itu juga mengurangi reaksi ketahanan tubuh yang berlebihan. Para pakar medis mengatakan, temuan tim peneliti itu memberikan penjelasan atas ”hipotesis kesehatan” yang menyebutkan jika tubuh dibiasakan menghadapi kuman sejak usia dini, maka kemungkinan besar tubuh akan menciptakan jaringan pelindung dari berbagai macam alergi. Selama ini ada pandangan bahwa obsesi masyarakat pada
kebersihan sebenarnya mulai muncul ketika alergi merebak di negara-negara berkembang. ”Temuan ini bisa membantu kita untuk menemukan pendekatan yang baru untuk menangani penyakit-penyakit kulit yang menular,” kata pemimpin tim peneliti Richard Gallo. Juru bicara untuk lembaga Allergy UK mengatakan, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa tubuh sebenarnya akan menjadi lebih kebal jika kerap terekspos dengan kuman.  

Lalu bagaimana  caranya agar  buah  hati  kita  bisa  hidup  “agak  kotor” namun tetap  sehat? Saya  akan memberikan sebuah pengalaman menarik dari Bunda Sufeini Setia,  seorang  Ibu yang berprofesi  sebagai  guru  TK  dan Pra  TK. Kesaksian  ini adalah  sebuah  kisah  nyata yang pernah dialami  buah hatinya. Dulu  buah  hati  Bunda  Sufeini juga tidak  mau  berkotor-kotor  ria. Ide yang  terlintas di dalam benak  Bunda Sufeini  adalah dengan cara membuat  lem bersama. Bunda Sufeini  mengajak anaknya  untuk  membuat  lem yang berbahan tepung tapioka dan pewarna makanan.  Beliau membiarkan anaknya  untuk terlibat penuh  dalam  proses memasak  lem tersebut. 

Setelah  matang, sang anak sempat  berkata,”Kok kayak  makanan?” Lalu Bunda  Sufeini mengatakan bahwa yang mereka masak  bukanlah  makanan,  namun  sebuah  mainan. Setelah dingin, Bunda Sufeini  memberikan kertas  karton  kepada buah  hatinya, lalu  membiarkan berkreasi  sesukanya dengan lem  tersebut. Pada saat  bermain,  sang anak sempat  berkata “jijik”. Namun Bunda Sufeini  menjelaskan,”Kalau sudah  dimasak kenapa  harus  jiijk? Kalaupun tangan kita jadi  kotor, nanti  kan bisa  cuci  tangan supaya bersih.”

Hasilnya  sangat  positif,  di sekolah, buah  hati  dari Bunda Sufeini ini  sudah  mau bermain  menggunakan lem,  pewarna, dll yang dulu  menurutnya  kotor dan jijik. Itu  hanyalah salah  satu  cara agar  buah  hati  kita  tidak  “terlalu  bersih”. Namun  setiap  anak tentu membutuhkan pendekatan dan metode yang berbeda-beda. Jadi tidak ada salahnya bila sekali-sekali  kita  bertanya kepada guru  yang  mengajak  anak  kita  di sekolah tentang  mau tidaknya anak  kita  melakukan permainan yang “berkotor-kotor”. Bila buah hati kita ternyata  belum  mau,  mungkin  kita  bisa mencoba metode yang digunakan oleh  Bunda Sufeini  di  atas, tentang  bagaimana cara menanamkan di dalam  pikiran  anak  bila kita  tidak perlu  takut  “kotor”.

Saya  jadi  teringat  sama anak-anak   yang hidup  di  kampung  nenek  saya,  banyak  anak-anak  yang  dibiarkan  tanpa celana  merangkak  di  rumah  yang lantainya  adalah tanah (tanpa ubin),  namun tetap  terlihat sehat   dan katanya jarang  sakit. Ups… Tapi  saya tidak  menyarankan untuk ikut-ikutan mereka lho. Karena lingkungan tempat  tinggal  kita mungkin berbeda  dengan mereka. Yang terpenting  adalah  jangan biarkan buah hati  kita takut  berkotor-kotor.
Sumber: Kak Zepe

Rabu, 15 Agustus 2012

11 Kiat Menjadi Guru Kreatif

Ciri-ciri  guru kreatif:
1. Berpikir inovatif 
Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran guru yang selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Guru tidak hanya mengajarkan materi sama persis seperti yang ada pada silabus, Promes, RPP, RKH ataupun RKM. Guru terutama untuk pengajar di tingkat PAUD dan TK bisa mengembangkan materi tersebut dan ataupun mengkreasikan materi dengan permainan, nyanyian dan aneka gerakan tepuk tangan yang mampu membuat anak didik menjadi tertarik, suka dan enjoy dengan apa yang diajarkan guru.

2. Percaya diri 
Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang ada pada diri guru yang kreatif. Tidak mudah memang menjadi seorang guru yang kreatif, karena apa pun karya yang dia ciptakan harus kembali kepada anak didiknya. Keberhasilan seorang guru yang kreatif terletak pada kepuasan siswa setelah menerima materi pelajaran yang diberikan. Kalau pun anak didik merasa tidak suka atau tidak puas, guru yang kreatif seharusnya peka dalam hal ini. Langkah selanjutnya, dia akan mencoba mencari metode mengajar yang lain. Metode pengajaran yang sesuai dengan selera dan kemampuan anak didiknya. Tapi bagi saya, masalah siswa puas atau senang dengan metode pelajaran yang kita berikan adalah urusan belakangan. Yang terpenting adalah sikap pantang menyerah untuk selalu memberikan yang terbaik kepada anak-anak didiknya. Karena apa pun metode pengajaran yang diberikan, bila bervariasi, maka siswa pasti tidak akan bosan.

3. Tidak gaptek 
Gaptek (gagap teknologi) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi kreatif. Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman. Dia bisa mengkombinasikan sesuatu yang bersifat “kuno” atau “jadul” menjadi sesuatu yang menarik. Bagaimana bisa menjadi menarik? Karena dia bisa menggabungkan sesuatu yang “jadul” dengan sesuatu yang modern. Misalnya, memvariasikan permaianan tradisional dengan permainan modern. Mengajarkan anak dengan gerakan tepuk (tepuk sate, tepuk badut, tepuk wudhu, tepuk anak sholeh, tepuk islam, dsb).
Mengkreasikan nyanyian, seperti: agar anak-anak hafal nama-nama nabi yang wajib diketahui dimana jumlahnya ada 25nabi, guru mengajarkan anak didik menyanyi lagu nabi dengan irama “balonku” yang sudah tidak asing ditelinga anak-anak, atau menyanyi rukun islam dengan irama ‘balonku”, dsb.

4. Materi Pelajaran yang Diberikan Menjadi Mudah Dimengerti 
Tidaklah mudah mentransfer ilmu dari seorang guru menuju ke anak didiknya. Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru. Namun seorang guru yang kreatif akan selalu mencoba berbagai cara agar anak didiknya mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.
Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai metode: pembelajaran klasikal di dalam kelas, atau mengajak anak duduk melingkar dilantai kelas, atau juga pembelajaran di luar kelas: dihalaman sekolah, di taman (alun-alun) dan dimanapun yang memang tempatnya memungkinkan untuk anak mendapatkan tambahan ilmu yang bermanfaat dan mudah dimengerti mereka.
Penyampaian materi dapat dengan komunikasi dua arah, saling tanya jawab antara guru dan murid, menyampaikan dengan permainan, nyanyian (lagu), mengerjakan soal-soal (LKS), dsb.

5. Terus Belajar dan Belajar 
Tidak ada kata puas bagi seorang guru yang kreatif. Bukan tidak ada kata puas yang negative. Namun kata “tidak puas” bagi seorang guru yang kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan diri sendiri, anak didik, dan sekolah. 
Semua media baik media cetak ataupun elektronik bisa menjadi alat dan sumber belajar yang efektif bagi guru. Melalui media seperti Facebook akan kita temui forum guru khusus PAUD & TK yang sangat bermanfaat bagi guru untuk bisa sharing dan bertukar informasi tentang dunia pendidikan PAUD & TK.
Dengan mengenal internet, maka guru dengan mudah bisa mengakses berbagai ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pengembangan guru dalam proses belajar & mengajar bagi anak didiknya.

6. Cerdas Dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya
Karena tingkat kepekaan kepada anak didiknya yang tinggi, maka seorang guru yang kreatif  biasanya mengenal kemampuan setiap anak didiknya. Kemampuan anak didiknya adalah bisa berupa bakat atau talenta. Dengan kepekaan yang dia miliki, seorang guru yang kreatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misalnya dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah. 

7. Kooperatif 
Guru yang kreatif menyadari akan kelemahannya juga sebagai manusia. Itulah kenapa seorang guru yang kreatif berusaha untuk bisa belajar dari orang lain. Dengan kata lain, guru yang kreatif harus bisa bekerjasama dengan sesama guru, anak didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak yang berada di lingkungan sekolah.
Hal ini juga berguna untuk menyatukan misi dan visi diri dengan misi dan visi sekolah dan mengurangi kesalahpahaman dan permasalahan yang mungkin terjadi.

8. Pandai Memanfaatkan “Apa yang Ada” 
Biasanya seorang guru yang kreatif pandai memanfaatkan apa yang ada di dalam sekolah. Kertas bekas pun bisa berubah menjadi sarana belajar yang menarik, karena disampaikan dengan cara mengajar yang menarik pula. 

9. Bisa menerima Kritik 
Sebuah kritik bukanlah sesuatu yang “menyakitkan” bagi seorang guru yang kreatif. Justru disitulah seorang guru yang kreatif bisa belajar dari kekuranganya dan kesalahannya. Dia akan berpikir bagaimana caranya agar kekurangannya bisa diminimalkan atau bahkan menjadi sebuah kelebihan, dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Hal ini tentunya juga akan bermanfaat bagi perkembangan diri guru kreatif. 

10. Mengajar Dengan Cara Menyenangkan 
Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya merasa bosan dan tertekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.

11.Mengajar Dengan Tulus & Ikhlas (red., penulis)
Profesi guru adalah profesi pengabdian, ia dituntut untuk mampu memberikan pengajaran & peembelajaraan kepada anak didiknya. Sangatlah penting untuk dilakukan, yaitu mengajar dengn tulus dan ikhlas. Terlebih lagi untuk guru yang mengajar di tingkat PAUD & TK, guru harus lebih bijaksana & sabar dalam menghadapi anak didik yang masih kecil dengan sifat & latar belakang yang beraneka macam.
Tidak hanya guru, semua pekerjaan yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas akan mendatangkan ketentraman, kenyamanan dan kebahagiaan bagi kita. Guru tidak mengharapkan hadiah, pujian ataupun beraneka parcel, guru akan bahagia jika anak didik mereka mampu menyerap & memahami ilmu yang telah disampaikannya, serta menjadi anak yang sholeh sholehah, cerdas, pintar, santun dan bermanfaat bagi sesama.

sumber: Karya Kak Zepe

Kreasi Origami Membuat Bintang

Saat saya berselancar di dumay (dunia maya)...hal yang biasanya saya lakukan adalah membuka Fb di Forum TK dan PAUD. Hal ini Alhamdulillah sangat membantu saya dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan, saling sharing serta bersilaturrahim dengan sesama pendidik di lingkup TK dan PAUD. Salah satunya, yaitu ada ibu Rhiena Oemmi Khansa yang membagikan ilmu tentang cara membuat bintang dari kertas (origami). Ini salah satu cara beserta foto-fotonya:












Semoga bermanfaat yaaaa.....

Selasa, 31 Juli 2012

Mendidik Generasi Islami

TK Muslimat NU Khoirunnisa I merupakan salah satu Taman Kanak-Kanak (TK) di bawah naungan Yayasan Pendidikan Muslimat Nahdlatul Ulama Bina Bakti Wanita perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berdiri pada tahun 2002 dan dibina langsung oleh Muslimat NU yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang.
Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan mencakup nilai-nilai agama, bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris), membaca dan menulis, pengembangan karakter, moral, pengembangan motorik kasar dan halus, sains, serta kegiatan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Kegiatan menyambut Ramadhan ini juga merupakan salah satu program kerja yang ada di TK Muslimat NU Khoirunnisa I Kota Pangkalpinang.

praktek wudhu bersama

Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Sesuai dengan motto TK Muslimat NU Khoirunnisa I adalah mendidik generasi yang islami, kreatif, mandiri dan berprestasi. Mengajar dan menanamkan moral kepada anak adalah usaha yang strategis. Meskipun jumlah anak-anak mungkin hanya sekitar 25% dari jumlah penduduk, tetapi akan menentukan 100% masa depan suatu bangsa.
Pendidikan karakter atau budi pekerti plus sangat dibutuhkan saat ini, dimana pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi yang ada pada anak (kognitif, fisik, sosial, emosional, kreatifitas dan spiritual).

 
praktek sholat dhuha bersama


Salah satu contoh subtema yang ada dan merupakan program kerja di TK Muslimat NU Khoirunnisa I saat semester I (satu) ini adalah Ramadhan. Agar anak-anak memahami dan mengerti tentang puasa Ramadhan, maka saat bulan Ramadhan tiba seperti saat ini, salah satu kegiatan yang rutin diadakan di sekolah kami yaitu makan bersama ditiadakan. Sejak dini anak-anak dilatih untuk hidup bertoleransi dengan sesama teman dan dilatih untuk belajar berpuasa, meskipun mungkin hanya sebentar untuk tidak makan dan minum saat berada di sekolah.
Di saat bulan Ramadhan pembelajaran pendidikan agama lebih ditingkatkan, seperti praktek wudhu, sholat dhuha berjamaah, mengulangi membaca surat-surat pendek, do’a  sebelum belajar, do’a  untuk kedua oangtua, do’a niat puasa dan berbuka puasa, mengaji iqro’, do’a pulang sekolah, do’a keluar rumah, do’a naik kendaraan maupun do’a sehari-hari yang lainnya.
Dengan kegiatan pembelajaran plus penanaman nilai-nilai keagamaan seperti di atas akan menumbuhkembangkan nilai-nilai islami sejak dini dalam diri anak-anak sesuai dengan misi sekolah. Di samping itu juga memberikan pengertian, pemahaman dan kecintaan  anak-anak terhadap datangnya bulan suci Ramadhan, sehingga mereka mampu merasakan betapa indahnya bulan Ramadhan.

Rabu, 11 Juli 2012

Mengajar Itu Menyenangkan Jika Dengan Tulus Ikhlas



Mendidik siswa taman kanak-kanak merupakan hal yang membahagiakan dan menarik. Apalagi disaat mampu mengubah sikap siswa yang masih malas dan egois menjadi anak yang disiplin, rajin serta mampu bertoleransi dengan sesama, menjadi saat yang membanggakan.
Berbagai pelatihan yang telah dimiliki baik pelatihan pendidikan bahasa inggris untuk anak hingga pengembangan pendidikan berkarakter dapat memberikan suasana berbeda dalam pembelajaran siswa.
Siswa taman kanak-kanak memerlukan proses belajar dalam permainan. Melalui permainan-permainan siswa dapat belajar bertoleransi, berempati, berkreasi, mampu membaca dan menulis serta berbahasa arab dan inggris.
Hasil pembelajaran dengan permainan ataupun nyanyian juga lebih diingat oleh siswa karena siswa melakukan sendiri semua hal yang dipelajari dan merupakan hal-hal yang menyenangkan.
Contohnya: agar siswa mengenal dan hafal nama-nama wajib nabi yang harus diketahui, maka guru memperkenalkan nama-nama nabi tersebut dengan nyanyian. Dengan irama “balonku” maka siswa akan mengenal dan hafal nama-nama nabi yang jumlahnya ada 25 nabi.
Contoh lainnya, agar siswa hafal tentang gerakan wudhu, maka ada “tepuk wudhu”. Ada juga tepuk sate, tepuk badut, dimana semua itu bertujuan agar siswa lebih mengenal tentang profesi tukang sate dan badut.
Keikhlasan dan kasih sayang untuk pendidikan menjadi kunci keberhasilan suatu proses pembelajaran. Dengan ikhlas, pengajaran kepada siswa dapat dilakukan sepenuh hati. Dan dengan kasih sayang hubungan guru dan siswa lebih erat, sehingga proses pendidikan demi akhlak mulia dapat tercapai.

Rabu, 04 Juli 2012

Menasehati Dan Memperlakukan Anak Keras Kepala

Beberapa orang tua mengeluh tentang sifat anaknya yang keras kepala. Mereka bingung bagaimana cara menasehati mereka. Bila dilarang untuk melakukan sesuatu mereka akan mengamuk, atau bahkan melawan. Saya akan memberikan beberapa tips untuk menasehati anak yang keras kepala.

1. Lihat diri kita
Kadang kita tidak menyadari bila buah hati kita memiliki hati yang keras, salah satu sebabnya adalah diri kita sendiri. Bila kita memiliki hati yang keras, sukar dinasihati, tentu saja secara tidak langsung itu juga akan menular pada diri buah hati kita. Bayangkan saja, pada saat anda dinasihati oleh orang tua anda, anda malah melawan, dan tidak mematuhinya. Atau pada saat pasangan kita menasihati kita, kita malah asyik nonton TV, dan tidak memperhatikannya. Bila setiap hari buah hati kita melihat hal ini, tentu lama kelamaan buah hati kita akan menirunya.
Bila kita saat ini terlalu sombong, marilah kita merendahkan hati kita. Bila kita kurang mau mendengarkan orang lain, maka marilah kita mulai saat ini belajar mendengarkn. Supaya kita pun juga akan semakin mengerti segala kebutuhan buah hati kita, dengan mau dan menyediakan waktu untuk buah hati kita.

2. Ada ”Kebutuhan” yang Tidak Terpenuhi
Hal ini mungkin salah satu buah dari sikap kita yang kurang mau mendengarkan dan mengeraskan hati. Sifat tersebut bisa berimbas pada tidak terpenuhinya kebutuhan sang buah hati. Kebutuhan seorang anak sebenarnya tidak banyak. Mereka menginginkan perhatian dan kasih sayang kita sebagai orang tua. Kasih sayang dan perhatian yang cukup akan meminimalisir kebutuhan anak-anak pada “materi”.
Jadi kalau anak mulai minta ini itu, mudah merengek, dan cepat bosan terhadap apa yang dia beli, itu sebenarnya sebagai ungkapan atau pengaruh dari adanya bagian hati mereka yang kosong. Dan sebenarnya bagian hati yang kosong tersebut hanya bisa diisi dengan kasih sayang dan kehangatan yang ada di dalam sebuah keluarga.

3. Salurkan Hobinya
Setiap anak tentu memiliki bakat dan minat yang berbeda. Sebagai orang tua yang cermat, kita harus mengerti tentang hal ini. Misalnya bila buah hati kita suka mencorat-coret di atas kertas, mulailah mencoba memasukkan buah hati kita pada sanggar-sanggar melukis.
Anak-anak yang normal, biasanya memiliki “kelebihan tenaga”. Itulah kenapa kita sering melihat anak-anak susah diam. Dia akan selalu bergerak, dan mencari keasyikan yang bisa dia lakukan. Jadi arahkanlah “sisa tenaga” yang ada di dalam diri sang buah hati. Hal ini akan sangat bermanfaat supaya emosi mereka bias diarahkan kepada hal-hal yang positif. Hal ini akan sangat mengurangi pengaruh-pengaruh negative dari luar yang bisa menyebabkan mereka gampang marah, gampang merasa bosan, gampang sedih dan sifat-sifat negatif lainnya.

4. Jadilah orangtua yang bijak 
Kebijakan orang tua sangat bergantung pada kepekaan orang tua pada buah hatinya. Orang tua yang bijak selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memberikan pilihan terbaik kepada sang buah hati. Yang terbaik bagi anak, kadang bukanlah yang terbaik bagi orang tua. Disinilah terkadang kita temukan kesalahpahaman antara orangtua dan anak. 
Agar pilihan orang tua dan anak bisa selaras, perlu sekali adanya komunikasi yang intens. Disinilah waktu anda sangat dibutuhkan. Bukan banyaknya waktu yang anda berikan kepada anak, melainkan kualitas kebersamaan anda pada anak.
Agar kesehatian antara orang tua dan anak bisa terjaga, kita bisa melakukan komunikasi dari hati ke hati, dan tentunya tidak harus dalam suasana yang serius. Kita bisa melakukannya dengan sering-sering menelepon buah hati kita, sharing pada saat makan bersama, melakukan kegiatan bersama (seperti membersihkan rumah bersama), dan masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan.
Dari kedekatan inilah, anda akan semakin memahami buah hati anda. Sehingga pemikiran kita dengan sang buah hati kita pun bisa menyatu, dan meminimalisir kesalahpahaman yang biasanya terjadi karena adanya “batas” antara orang tua dan anak. Dan dari kedekatan inilah, anda bisa menasehati anak dengan bijak.

5. Tidak Mempermalukan Anak di Depan Umum
Kadang ada orang tua yang “tidak tahu tempat” saat menasihati anak. Sudah di tempat umun, dengan suara keras,”Kamu ini bisa nggak sih?!!” Saat menasihati anak, akan lebih baik bila kita menasihatinya di tempat yang rahasia dan dengan suara lembut. Jangan memberikan larangan, melainkan himbauan. Jangan berkata,”Kamu tidak boleh menggambari di tembok”. Tetapi..”Kalau kamu suka menggambar besok Papa belikan buku gambar yang besar.” Mengharapkan anak berubah dengan mempermalukan mereka di tempat umum bukanlah cara menasihati yang baik. Karena pada saat itu juga, kita sudah mengajarkan kepada anak kalau mempermalukan orang lain di tempat umum adalah sesuatu yang “halal”.

6. Tidak memaksa
Bila saya boleh bertanya pada anda,”Maukah anda dipaksa melakukan sesuatu meskipun itu adalah sesuatu hal yang anda suka?” Saya sendiri pernah dipaksa teman saya memakan Pizza di rumahnya, namun dengan nada yang tidak mengenakkan dan “seperti bos”. Tidak tahu kenapa, Pizza yang merupakan salah satu makanan favorit saya menjadi seperti sulit untuk ditelan. Begitulah yang terjadi pada buah hati kita. Kita harus belajar mengatakan sesuatu kepada buah hati kita dengan lembut tanpa ada unsur pemaksaan. Kita harus belajar mengajak daripada menyuruh. Kenapa? Karena menyuruh berarti meminta seseorang melakukan sesuatu dan itu harus dilakukan sedangkan kita sendiri tidak mau melakukan hal yang sama. Sedangkan mengajak, adalah meminta seseorang melakukan sesuatu dan mau menjadi satu dengan orang yang kita minta dengan prinsip kebersamaan.

7. Saat Yang Tepat Saat menasihati 
Pernahkan anda diajak makan pada saat anda masih merasa sangat kenyang? Pernahkan anda diajak temen jalan-jalan, pada saat anda dalam kondisi sangat lelah? Nah… “Timing” adalah sesuatu yang penting dan perlu kita perhatikan pada saat kita hendak menasihati buah hati kita. Pilihlah saat yang tepat dimana kita bisa mentransfer “ilmu moral” kita kepada buah hati kita, tanpa dia merasa terpaksaDan tentu saja hal ini masih sangat berhubungan dengan tips nomor 4. Contohnya adalah dengan mengajak sang buah hati untuk jalan-jalan. Setelah dia merasa senang, dan merasa lapar, anda bisa mengajak makan bersama. Dan pada saat itulah anda bisa mengobrol dan mengatakan harapan-harapan anda pada sang buah hati. Misalnya dengan mengatakan,”Mama suka kalau kamu berdandan rapi. Kamu kelihatan cantik sekali.” Atau dengan memujinya,”Wah… Anak mama sudah besar dan tambah dewasa, sudah bisa makan sendiri.” Dengan pancingan-pancingan seperti itu, biasanya anak akan menjadi lebih tertarik untuk mau mendengarkan nasihat anda, sehingga untuk kedepannya mereka pun bisa berubah sedikit demi sedikit.