Tampilkan postingan dengan label anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anak. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Oktober 2012

Mewujudkan Kecerdasan Secara Utuh

Taman Kanak-kanak (TK) Muslimat NU Khoirunnisa I merupakan salah satu TK di bawah naungan Yayasan Pendidikan Muslimat Nahdlatul Ulama Bina Bakti Wanita perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berdiri pada tahun 2002 dan dibina langsung oleh Muslimat NU yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran, TK ini berupaya menumbuhkan kecerdasan utuh, baik intelektual, emosional dan spiritual serta membangun jiwa nasionalisme dalam diri siswa.
Kecerdasan intelektual diperoleh melalui pelajaran bahasa Indonesia, Arab dan Inggris, membaca, menulis dan sains sebagai pengetahuan serta perkembangan otak kanan. Pembelajaran dengan materi pengetahuan seperti benda langit, tegnologi komunikasi dan transportasi, selain memberikan wawasan lebih kepada siswa, juga menjadikan siswa bersemangat untuk belajar membaca dan menulis.
Kecerdasan emosional dibangun dengn menerapkan sikap empati, toleransi, kreatif, santun dan mandiri dalam bertindak maupun belajar selama berada di lingkungan sekolah. Setiap pagi dan siang sebelum pulang sekolah siswa dibiasakan untuk mengucapkan dn menjawab salam kepada guru, sehingga akan menumbuhkan rasa santun mereka terhadap orang yang lebih tua.
Permainan-permainan simulasi dan makan bersama diharapkan dapat mengikis sikap egois siswa berganti dengan empati dan toleransi. Pembelajaran melakukan segla kebutuhannya secara pribadi dapat membiasakan siswa mandiri serta kreatif dalam mewujudkan kebutuhannya.

mengaji iqra' rutin setelah makan bersama

Kecerdasan spiritual ditingkatkan dalam pembelajaran praktek wudhu, sholat dan mengaji iqra’. Setiap hari senin hingg jum’at siswa mengaji iqra’ secara rutin setelah kegiatan makan bersama. Sedangkan khusus hari jum’at siswa melaksanakan praktek wudhu, sholat dhuha dan mengaji iqra’ secara bersama-sama.

TK Khoirunnisa I juga menumbuhkan jiwa nasionalisme dengan pembelajaran upacara upacara bendera setiap hari senin. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa pada pentingnya menghargai perjuangan kemerdekaan.

kegiatan upacara bendera setiap hari senin

Salah satu program kerja di Tk Khoirunnisa I pada Semester I (satu) adalah bertema “kebutuhanku”, maka diadakan kegiatan “makan sehat” di sekolah. Pihak sekolah menyediakan makanan sehat dan bergizi, yaitu kacang hijau, roti dan susu, serta nasi uduk. Hal ini bertujuan agar siswa mengenal berbagai macam atau jenis makanan yang sehat dan bergizi dan menumbuhkan kesadaran pada siswa akan pentingnya makanan sehat.


Jumat, 21 September 2012

Menggosok Gigi & Pemeriksaan Gigi Bersama

Di TK Khoirunnisa pada hari Jum'at, tanggal 21 September 2012 diadakan kegiatan "Menggosok Gigi Bersama dan Pemeriksaan Gigi". Kegiatan ini rutin diadakan di setiap sekolah, terutama di tingkat TK. Hal ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkembangkan sikap kemandirian, kedisiplinan dan kesadaran kepada anak-anak akan pentingnya menjaga kesehatan gigi.

mendapat pengarahan dari petugas puskesmas

Dalam kesempatan tersebut petugas puskesmas dari Kecamatan Kacang Pedang memberikan nasehat dan tata cara bagaimana menggosok gigi yang benar, yaitu untuk gigi bagian depan sikat diarahkan naik turun (dari atas ke bawah), sedangkan bagian dalam dengan jalan gerakan melingkar atau maju mundur.

anak-anak bersemangat menggosok gigi

"Dalam sehari minimal dua kali kita menggosok gigi, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sesaat sebelum tidur", kata salah satu ibu petugas puskesmas kepada anak-anak. Alhamdulillah anak -anak begitu antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan "menggosok gigi bersama" ini.

Setelah melakukan "menggosok gigi bersama" di halaman sekolah, kegiatan dilanjutkan dengan "pemeriksaan gigi". Satu persatu anak-anak dipanggil untuk diperiksa giginya. Alhamdulillah anak-anak secara tertib dan teratur satu persatu memenuhi panggilan petugas untuk diperiksa giginya. 


Tidak ada anak yang takut ataupun menangis karena giginya diperiksa. Alhasil semua kegiatan dari awal hingga akhir dapat berjalan dengan lancar.

saat menunggu giliran dipanggil....

Semoga kegiatan "menggosok gigi bersama & pemeriksaan gigi" ini akan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembangnya kepribadian anak-anak. Hal ini karena dengan rutin dan secara teratur anak-anak menggosok gigi maka akan menumbuhkan rasa kemandirian dan kedisiplinan di diri anak-anak yang akan terbawa hingga mereka dewasa nanti. Mereka akan menyadari akan arti pentingnya menjaga kesehatan badan, salah satunya kesehatan giginya.


terimakasih ibu petugas dari Puskesmas Kecamatan Kacang Pedang...semoga ilmu dan nasehat yang telah disampaikan bermanfaat bagi anak-anak TK Muslimat NU Khoirunnisa I.

Kamis, 13 September 2012

Kecit Begaya...


Ini ada beberapa foto murid TK Muslimat NU Khoirunnisa I yang diambil saat anak-anak sedang istirahat di sekolah:










Kamis, 06 September 2012

Perlunya "Permainan Kotor" Untuk Anak



Di dalam FORUM TK DAN PAUD, ada seorang guru yang menceritakan pengalaman beberapa anak didiknya yang tidak mau “berkotor-kotor”. Mereka selalu menghindari kegiatan yang bersifat menjijikkan, misalnya menggunakan lem, bermain tanah liat, bermain pasir, dll. Mereka tidak mau tangan mereka menjadi kotor. Hidup bersih dan sehat sangat disarankan buat anak-anak. Namun, bila terlalu bersih, sebenarnya itu jug tidak sehat. Mari kita simak sebuah artikel yang saya ambil di kaskus.us yang berjudul ‘Jangan biarkan anak terlalu bersih” i bawah ini:

Hasil penelitian tim peneliti School of Medicine di University of California, AS, seperti diberitakan Nature Medicine, Senin (23/11), menyebutkan, bakteri bernama Staphylococci yang hidup di kulit membentuk semacam jaringan yang mencegah peradangan ketika kita terluka.
 Bakteri itu juga mengurangi reaksi ketahanan tubuh yang berlebihan. Para pakar medis mengatakan, temuan tim peneliti itu memberikan penjelasan atas ”hipotesis kesehatan” yang menyebutkan jika tubuh dibiasakan menghadapi kuman sejak usia dini, maka kemungkinan besar tubuh akan menciptakan jaringan pelindung dari berbagai macam alergi. Selama ini ada pandangan bahwa obsesi masyarakat pada
kebersihan sebenarnya mulai muncul ketika alergi merebak di negara-negara berkembang. ”Temuan ini bisa membantu kita untuk menemukan pendekatan yang baru untuk menangani penyakit-penyakit kulit yang menular,” kata pemimpin tim peneliti Richard Gallo. Juru bicara untuk lembaga Allergy UK mengatakan, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa tubuh sebenarnya akan menjadi lebih kebal jika kerap terekspos dengan kuman.  

Lalu bagaimana  caranya agar  buah  hati  kita  bisa  hidup  “agak  kotor” namun tetap  sehat? Saya  akan memberikan sebuah pengalaman menarik dari Bunda Sufeini Setia,  seorang  Ibu yang berprofesi  sebagai  guru  TK  dan Pra  TK. Kesaksian  ini adalah  sebuah  kisah  nyata yang pernah dialami  buah hatinya. Dulu  buah  hati  Bunda  Sufeini juga tidak  mau  berkotor-kotor  ria. Ide yang  terlintas di dalam benak  Bunda Sufeini  adalah dengan cara membuat  lem bersama. Bunda Sufeini  mengajak anaknya  untuk  membuat  lem yang berbahan tepung tapioka dan pewarna makanan.  Beliau membiarkan anaknya  untuk terlibat penuh  dalam  proses memasak  lem tersebut. 

Setelah  matang, sang anak sempat  berkata,”Kok kayak  makanan?” Lalu Bunda  Sufeini mengatakan bahwa yang mereka masak  bukanlah  makanan,  namun  sebuah  mainan. Setelah dingin, Bunda Sufeini  memberikan kertas  karton  kepada buah  hatinya, lalu  membiarkan berkreasi  sesukanya dengan lem  tersebut. Pada saat  bermain,  sang anak sempat  berkata “jijik”. Namun Bunda Sufeini  menjelaskan,”Kalau sudah  dimasak kenapa  harus  jiijk? Kalaupun tangan kita jadi  kotor, nanti  kan bisa  cuci  tangan supaya bersih.”

Hasilnya  sangat  positif,  di sekolah, buah  hati  dari Bunda Sufeini ini  sudah  mau bermain  menggunakan lem,  pewarna, dll yang dulu  menurutnya  kotor dan jijik. Itu  hanyalah salah  satu  cara agar  buah  hati  kita  tidak  “terlalu  bersih”. Namun  setiap  anak tentu membutuhkan pendekatan dan metode yang berbeda-beda. Jadi tidak ada salahnya bila sekali-sekali  kita  bertanya kepada guru  yang  mengajak  anak  kita  di sekolah tentang  mau tidaknya anak  kita  melakukan permainan yang “berkotor-kotor”. Bila buah hati kita ternyata  belum  mau,  mungkin  kita  bisa mencoba metode yang digunakan oleh  Bunda Sufeini  di  atas, tentang  bagaimana cara menanamkan di dalam  pikiran  anak  bila kita  tidak perlu  takut  “kotor”.

Saya  jadi  teringat  sama anak-anak   yang hidup  di  kampung  nenek  saya,  banyak  anak-anak  yang  dibiarkan  tanpa celana  merangkak  di  rumah  yang lantainya  adalah tanah (tanpa ubin),  namun tetap  terlihat sehat   dan katanya jarang  sakit. Ups… Tapi  saya tidak  menyarankan untuk ikut-ikutan mereka lho. Karena lingkungan tempat  tinggal  kita mungkin berbeda  dengan mereka. Yang terpenting  adalah  jangan biarkan buah hati  kita takut  berkotor-kotor.
Sumber: Kak Zepe

Rabu, 05 September 2012

Pawai TK se Kota Pangkalpinang

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2012, maka di kota Pangkalpinang diadakan pawai. Kegiatan dilaksanakan pada bulan September atau diundur dikarenakan saat bulan Agustus bertepatan dengan puasa Ramadhan.

Masyarakat sekitar kota Pangkalpinang begitu bersemangat menyambut pawai tersebut. Ada beraneka macam pawai, dari anak TK, SD, SMP, SMA maupun instansi dan umum.

Pada hari Rabu, tepatnya tanggal 5 September 2012 diadakan Pawai anak TK se Kota Pangkalpinang. Kami dari TK Muslimat Nu khoirunnisa I ikut serta dalam pawai tersebut. di bawah ini foto-foto yang sempat kami ambil saat kegiatan Pawai berlangsung:








Selasa, 31 Juli 2012

Mendidik Generasi Islami

TK Muslimat NU Khoirunnisa I merupakan salah satu Taman Kanak-Kanak (TK) di bawah naungan Yayasan Pendidikan Muslimat Nahdlatul Ulama Bina Bakti Wanita perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berdiri pada tahun 2002 dan dibina langsung oleh Muslimat NU yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang.
Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan mencakup nilai-nilai agama, bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris), membaca dan menulis, pengembangan karakter, moral, pengembangan motorik kasar dan halus, sains, serta kegiatan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Kegiatan menyambut Ramadhan ini juga merupakan salah satu program kerja yang ada di TK Muslimat NU Khoirunnisa I Kota Pangkalpinang.

praktek wudhu bersama

Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Sesuai dengan motto TK Muslimat NU Khoirunnisa I adalah mendidik generasi yang islami, kreatif, mandiri dan berprestasi. Mengajar dan menanamkan moral kepada anak adalah usaha yang strategis. Meskipun jumlah anak-anak mungkin hanya sekitar 25% dari jumlah penduduk, tetapi akan menentukan 100% masa depan suatu bangsa.
Pendidikan karakter atau budi pekerti plus sangat dibutuhkan saat ini, dimana pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi yang ada pada anak (kognitif, fisik, sosial, emosional, kreatifitas dan spiritual).

 
praktek sholat dhuha bersama


Salah satu contoh subtema yang ada dan merupakan program kerja di TK Muslimat NU Khoirunnisa I saat semester I (satu) ini adalah Ramadhan. Agar anak-anak memahami dan mengerti tentang puasa Ramadhan, maka saat bulan Ramadhan tiba seperti saat ini, salah satu kegiatan yang rutin diadakan di sekolah kami yaitu makan bersama ditiadakan. Sejak dini anak-anak dilatih untuk hidup bertoleransi dengan sesama teman dan dilatih untuk belajar berpuasa, meskipun mungkin hanya sebentar untuk tidak makan dan minum saat berada di sekolah.
Di saat bulan Ramadhan pembelajaran pendidikan agama lebih ditingkatkan, seperti praktek wudhu, sholat dhuha berjamaah, mengulangi membaca surat-surat pendek, do’a  sebelum belajar, do’a  untuk kedua oangtua, do’a niat puasa dan berbuka puasa, mengaji iqro’, do’a pulang sekolah, do’a keluar rumah, do’a naik kendaraan maupun do’a sehari-hari yang lainnya.
Dengan kegiatan pembelajaran plus penanaman nilai-nilai keagamaan seperti di atas akan menumbuhkembangkan nilai-nilai islami sejak dini dalam diri anak-anak sesuai dengan misi sekolah. Di samping itu juga memberikan pengertian, pemahaman dan kecintaan  anak-anak terhadap datangnya bulan suci Ramadhan, sehingga mereka mampu merasakan betapa indahnya bulan Ramadhan.

Rabu, 04 Juli 2012

Menasehati Dan Memperlakukan Anak Keras Kepala

Beberapa orang tua mengeluh tentang sifat anaknya yang keras kepala. Mereka bingung bagaimana cara menasehati mereka. Bila dilarang untuk melakukan sesuatu mereka akan mengamuk, atau bahkan melawan. Saya akan memberikan beberapa tips untuk menasehati anak yang keras kepala.

1. Lihat diri kita
Kadang kita tidak menyadari bila buah hati kita memiliki hati yang keras, salah satu sebabnya adalah diri kita sendiri. Bila kita memiliki hati yang keras, sukar dinasihati, tentu saja secara tidak langsung itu juga akan menular pada diri buah hati kita. Bayangkan saja, pada saat anda dinasihati oleh orang tua anda, anda malah melawan, dan tidak mematuhinya. Atau pada saat pasangan kita menasihati kita, kita malah asyik nonton TV, dan tidak memperhatikannya. Bila setiap hari buah hati kita melihat hal ini, tentu lama kelamaan buah hati kita akan menirunya.
Bila kita saat ini terlalu sombong, marilah kita merendahkan hati kita. Bila kita kurang mau mendengarkan orang lain, maka marilah kita mulai saat ini belajar mendengarkn. Supaya kita pun juga akan semakin mengerti segala kebutuhan buah hati kita, dengan mau dan menyediakan waktu untuk buah hati kita.

2. Ada ”Kebutuhan” yang Tidak Terpenuhi
Hal ini mungkin salah satu buah dari sikap kita yang kurang mau mendengarkan dan mengeraskan hati. Sifat tersebut bisa berimbas pada tidak terpenuhinya kebutuhan sang buah hati. Kebutuhan seorang anak sebenarnya tidak banyak. Mereka menginginkan perhatian dan kasih sayang kita sebagai orang tua. Kasih sayang dan perhatian yang cukup akan meminimalisir kebutuhan anak-anak pada “materi”.
Jadi kalau anak mulai minta ini itu, mudah merengek, dan cepat bosan terhadap apa yang dia beli, itu sebenarnya sebagai ungkapan atau pengaruh dari adanya bagian hati mereka yang kosong. Dan sebenarnya bagian hati yang kosong tersebut hanya bisa diisi dengan kasih sayang dan kehangatan yang ada di dalam sebuah keluarga.

3. Salurkan Hobinya
Setiap anak tentu memiliki bakat dan minat yang berbeda. Sebagai orang tua yang cermat, kita harus mengerti tentang hal ini. Misalnya bila buah hati kita suka mencorat-coret di atas kertas, mulailah mencoba memasukkan buah hati kita pada sanggar-sanggar melukis.
Anak-anak yang normal, biasanya memiliki “kelebihan tenaga”. Itulah kenapa kita sering melihat anak-anak susah diam. Dia akan selalu bergerak, dan mencari keasyikan yang bisa dia lakukan. Jadi arahkanlah “sisa tenaga” yang ada di dalam diri sang buah hati. Hal ini akan sangat bermanfaat supaya emosi mereka bias diarahkan kepada hal-hal yang positif. Hal ini akan sangat mengurangi pengaruh-pengaruh negative dari luar yang bisa menyebabkan mereka gampang marah, gampang merasa bosan, gampang sedih dan sifat-sifat negatif lainnya.

4. Jadilah orangtua yang bijak 
Kebijakan orang tua sangat bergantung pada kepekaan orang tua pada buah hatinya. Orang tua yang bijak selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memberikan pilihan terbaik kepada sang buah hati. Yang terbaik bagi anak, kadang bukanlah yang terbaik bagi orang tua. Disinilah terkadang kita temukan kesalahpahaman antara orangtua dan anak. 
Agar pilihan orang tua dan anak bisa selaras, perlu sekali adanya komunikasi yang intens. Disinilah waktu anda sangat dibutuhkan. Bukan banyaknya waktu yang anda berikan kepada anak, melainkan kualitas kebersamaan anda pada anak.
Agar kesehatian antara orang tua dan anak bisa terjaga, kita bisa melakukan komunikasi dari hati ke hati, dan tentunya tidak harus dalam suasana yang serius. Kita bisa melakukannya dengan sering-sering menelepon buah hati kita, sharing pada saat makan bersama, melakukan kegiatan bersama (seperti membersihkan rumah bersama), dan masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan.
Dari kedekatan inilah, anda akan semakin memahami buah hati anda. Sehingga pemikiran kita dengan sang buah hati kita pun bisa menyatu, dan meminimalisir kesalahpahaman yang biasanya terjadi karena adanya “batas” antara orang tua dan anak. Dan dari kedekatan inilah, anda bisa menasehati anak dengan bijak.

5. Tidak Mempermalukan Anak di Depan Umum
Kadang ada orang tua yang “tidak tahu tempat” saat menasihati anak. Sudah di tempat umun, dengan suara keras,”Kamu ini bisa nggak sih?!!” Saat menasihati anak, akan lebih baik bila kita menasihatinya di tempat yang rahasia dan dengan suara lembut. Jangan memberikan larangan, melainkan himbauan. Jangan berkata,”Kamu tidak boleh menggambari di tembok”. Tetapi..”Kalau kamu suka menggambar besok Papa belikan buku gambar yang besar.” Mengharapkan anak berubah dengan mempermalukan mereka di tempat umum bukanlah cara menasihati yang baik. Karena pada saat itu juga, kita sudah mengajarkan kepada anak kalau mempermalukan orang lain di tempat umum adalah sesuatu yang “halal”.

6. Tidak memaksa
Bila saya boleh bertanya pada anda,”Maukah anda dipaksa melakukan sesuatu meskipun itu adalah sesuatu hal yang anda suka?” Saya sendiri pernah dipaksa teman saya memakan Pizza di rumahnya, namun dengan nada yang tidak mengenakkan dan “seperti bos”. Tidak tahu kenapa, Pizza yang merupakan salah satu makanan favorit saya menjadi seperti sulit untuk ditelan. Begitulah yang terjadi pada buah hati kita. Kita harus belajar mengatakan sesuatu kepada buah hati kita dengan lembut tanpa ada unsur pemaksaan. Kita harus belajar mengajak daripada menyuruh. Kenapa? Karena menyuruh berarti meminta seseorang melakukan sesuatu dan itu harus dilakukan sedangkan kita sendiri tidak mau melakukan hal yang sama. Sedangkan mengajak, adalah meminta seseorang melakukan sesuatu dan mau menjadi satu dengan orang yang kita minta dengan prinsip kebersamaan.

7. Saat Yang Tepat Saat menasihati 
Pernahkan anda diajak makan pada saat anda masih merasa sangat kenyang? Pernahkan anda diajak temen jalan-jalan, pada saat anda dalam kondisi sangat lelah? Nah… “Timing” adalah sesuatu yang penting dan perlu kita perhatikan pada saat kita hendak menasihati buah hati kita. Pilihlah saat yang tepat dimana kita bisa mentransfer “ilmu moral” kita kepada buah hati kita, tanpa dia merasa terpaksaDan tentu saja hal ini masih sangat berhubungan dengan tips nomor 4. Contohnya adalah dengan mengajak sang buah hati untuk jalan-jalan. Setelah dia merasa senang, dan merasa lapar, anda bisa mengajak makan bersama. Dan pada saat itulah anda bisa mengobrol dan mengatakan harapan-harapan anda pada sang buah hati. Misalnya dengan mengatakan,”Mama suka kalau kamu berdandan rapi. Kamu kelihatan cantik sekali.” Atau dengan memujinya,”Wah… Anak mama sudah besar dan tambah dewasa, sudah bisa makan sendiri.” Dengan pancingan-pancingan seperti itu, biasanya anak akan menjadi lebih tertarik untuk mau mendengarkan nasihat anda, sehingga untuk kedepannya mereka pun bisa berubah sedikit demi sedikit.

Kamis, 14 Juni 2012

Lomba Gigi Sehat Anak SD dan TK Tingkat Kota Pangkalpinang

Pada hari ini, Kamis tanggal 14 Juni 2012 salah satu murid TK Khoirunnisa I mengikuti lomba gigi sehat anak TK di tingkat kota Pangkalpinang. Ananda Razzan dari TK A di TK Khoirunnisa I adalah salah satu wakil dari Kecamatan Kacang Pedang. Dimana dari Kecamatan Kacang Pedang mengirimkan 3 anak sebagai perwakilannya (yang telah mendapatkan juara 1, 2 dan 3 di tingkat Kecamatan Kacang Pedang).

hotel eDOtel

Lokasi pelaksanaan lomba diadakan di Hotel eDOTEL. Hotel eDOTEL merupakan hotel yang terintegrasi dengan SMKN 3 Pangkalpinang, artinya letak hotel satu lokasi dengan sekolahahn. Di bagian depan adalah gedung sekolah SMKN 3 Pangkalpinang dan dibagian belakang melalui jalan di samping sekolah adalah lokasi hotel eDOtel.

Dilihat dari kondisi lokasi sekolahan yang nyaman, rindang dan memiliki fasilitas hotel, maka sangat cocok dan pantas untuk perkembangan bagi dunia pendidikan khususnya SMK yang berbasis pariwisata dan perhotelan.


Keberhasilan untuk bisa mewakili sekolah di tingkat kecamatan Kacang Pedang adalah kebanggaan tersendiri bagi kami. Hal ini dikarenakan, saat lomba di awal kegiatan pihak sekolah mengirimkan dua anak sebagai wakilnya dan yang lolos seleksi awal saat di Puskesmas, hanya satu anak yaitu Razan. Alhamdulillah saat seleksi dua kali di Puskesmas, murid kami lolos dengan meraih juara dua.


Razan bersama 24 anak lainnya mengikuti seleksi lagi di tingkat Kota Pangkalpinang. Dari peserta yang hadir sebanyak 25 anak untuk tingkat TK, berarti rata-rata tiap Kecamatan mengirimkan 3 perwakilan anak (juara 1, 2 dan 3) untuk mengikuti perlombaan di tingkat kota pangkalpinang.

pemeriksaan oleh dokter gigi

pemeriksaan oleh dokter umum

pemeriksaan oleh psikolog

antusiasme guru pendamping dan wali murid peserta lomba

Setelah melalui tahap penilaian, yang dibagi menjadi 3 tahap: pertama pemeriksaan dokter gigi (memeriksa&meneliti kondisi&keadaan gigi peserta lomba), kedua pemeriksaan dokter umum (melihat kondisi fisik tubuh peserta, seperti keadaan kulit, kuku, badan dan kaki), ketiga pemeriksaan psikologi (tanya jawab dengan peserta lomba, mengenai pengetahuan anak tentang kesehatan gigi serta sejauh mana tingkat kemandirian & keberanian anak dalam menjawab dan berkomunikasi dengan psikolog).

dari kanan: juara 1, 2 dan 3 tingkat TK

juara 1, 2 dan 3 tingkat SD

Meskipun Razan sebagai wakil dari TK khoirunnisa I yang mewakili kecamatan Kacang Pedang tidak memperoleh juara, tetapi ini merupakan pengalaman yang berharga bagi dia, karena secara langsung ataupun tidak langsung anak akan mempunyai kesadaran yang lebih akan pentingnya merawat dan memelihara kesehatan badan dan utamanya kesehatan gigi. Peserta yang menjadi juara 1, 2 dan tiga mendapat hadiah piala dan souvenir plus amplop (uang), sedangkan seluruh peserta lomba juga mendapatkan souvenir dan amplop (uang) serta kesempatan berfoto bersama...duuh, senangnya melihat senyum kegembiraan tersungging diwajah mereka.

peserta lomba berfoto bersama

Selamat buat para pemenang yaaa...dan..teruntuk Razan...engkau sudah menjadi pemenang...karena telah mewakili pihak sekolah, khususnya TK Khoirunnisa I dan menjadi penyemangat bagi teman-teman yang lainnya, bahwa memelihara kesehatan badan dan gigi adalah sangat penting.

senyum semangat ^_^

Selasa, 12 Juni 2012

Suasana Pembelajaran di Kelas

Saatnya beraktifitas dan berinteraksi dengan anak-anak, mengeksplorasi bakat, minat dan kemampuan mereka. Mentransferkan ilmu, nilai-nilai akhlak dan akidah, belajar, bermain dan bernyanyi yang semoga bermanfaat dan maslahat bagi kehidupan mereka kelak, karena di pundaknyalah nanti tanggungjawab akan diemban, karena mereka adalah generasi penerus bangsa Indonesia.

ruang kelas TK B

siswa laki-laki di TK B

tetap senyum semangaaats...keep istiqomah wa hamazah...dan...menebar salam kebaikan...

Senin, 11 Juni 2012

Senangnya Bermain

Hal yang paling menyenangkan bagi seorang siswa biasanya adalah ketika bel berbunyi tanda istirahat. Tapi bagi anak usia dini, balita dan usia TK biasanya segala hal yang baru adalah menarik bagi mereka, terlebih lagi tentang segala permainan yang ada di sekolah mereka. 

 aktifitas anak-anak saat istirahat

Pihak sekolah menyadari akan hal tersebut, dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki pihak sekolah berusaha mewujudkan dan memberikan fasilitas, baik tempat sarana ataupun prasarana yang nyaman bagi tumbuh kembang dan belajar mereka selama di sekolah.

Beberapa fasilitas tersebut adalah: adanya ruang UKS yang nyaman bagi anak-anak, agar disaat ada siswa yang sakit, mereka bisa beristirahat dan mendapatkan perawatan yang memadai dari sekolah. Adanya toilet atau kamar mandi yang bersih dan nyaman bagi anak didik. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah fasilitas bermain bagi mereka.

senangnya hati koe...bermain...

Fasilitas bermain adalah salah satu hal yang sangat penting dan harus ada di sebuah sekolah tingkat kanak-kanak. Saat usia anak-anak pra TK atau TK, permainan merupakan salah satu pembelajaran bagi mereka. Dalam permainan tersebut mereka akan mendapatkan tambahan pengalaman, terkadang juga mendapatkan sebuah keberanian, kerja team, saling toleransi dan rasa tanggungjawab. Sehingga semua hal tersebut berpengaruh pada perkembangan fisik dan motorik anak, yang akhirnya juga akan berdampak pada pola pikir dan cara pandang mereka ke depannya.

Senin, 04 Juni 2012

Berfoto Bersama dengan Murid kelas TK B

Tinggal beberapa hari lagi murid TK B di TK Muslimat NU Khoirunnisa I akan menuntaskan pendidikannya di Taman Kanak-kanak ini, mereka akan keluar dan naik ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Mereka akan memasuki dunia baru yang lebih mengesankan dan menantang, dan segera meninggalkan masa kanak-kanaknya yang penuh dengan canda, tawa, nyanyian gembira dan baju bebasnya semasa di taman kanak-kanak.


Mereka akan memasuki dunia sekolah yang baru, dengan memakai seragam merah putih. Ah, padahal aku baru sekitar 2 bulan mengenal mereka, tapi koq di hati ini seperti ada rasa kehilangan ya...Betul,  aku merasa seperti sudah ada kedekatan antara aku dengan mereka. Tapi harus direlakan, bukankah mereka adalah generasi penerus bangsa, yang nantinya akan menentukan kemana dan bagaimana warna warni negara Indonesia di masa yang akan datang.


Wahai anak-anak koe...murid-murid koe...semoga kalian mendapatkan ilmu yang halal, manfaat dan barokah untuk kehidupan kalian dalam bermasyarakat nanti dan untuk bekal kalian di akhirat kelak. Semoga kalian selalu mengingat pesan, petuah bijak dan nasehat guru-gurumu dan mengamalkan IKRAR yang selalu kalian lantunkan saat akan memasuki kelas. Semoga selalu kalian ingat dan amalkan, agar kebahagiaan dan rahmat ALLOH selalu menyertaimu.


Hanya do'a yang bisa kami berikan kepada kalian, semoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh sholehah, generasi penerus bangsa yang menjunjung tinggi akidah ISLAM dan tetap menjunjung tinggi akar budaya bangsa kita, Indonesia.

Rabu, 16 Mei 2012

Menghadapi Anak Didik Baru dan Pemalu


Menghadapi  Anak  Didik  Baru  dan Pemalu

Setiap  tahun,  kita  pasti  akan mendapati  anak-anak didik  baru. Diantara  anak didik  tersebut,  pasti ada  yang  pemberani,  dan ada  yang pemalu. Ada anak pemalu  yang  tidak  mau  masuk  kelas  kalau  tidak  ditemeni  orang  tuanya,  dan ada  pula anak  pemalu  yang  tidak  mau  ngomong  di dalam kelas dan tidak  mau  aktif   di  dalam  kelas.  Bagaimana  menghadapi  anak  seperti  ini? Bagaimana  menumbuhkan sikap  percaya  diri  kepada  anak sehingga  mau  menjadi   anak  pemberani  seperti  teman-temannya yang  lain?

 Untuk membahas   hal  ini,  saya akan memberikan contoh  salah  satu   kasus  yang pernah  dihadapi oleh   Bunda  Annisa Kurniati.   Beliau  adalah  salah  satu  dosen di Universitas Karimun, Bunda Annisa pernah   menghadapi  kasus dimana  salah  satu siswa  barunya tidak  mau  masuk  kelas  bila  tidak  ada  Mama di  sampingnya. Dalam menghadapi  kasus  ini,  Bunda Annisa  memiliki  prinsip  untuk  tidak  memperbolehkan  anak  ditemeni  orang tua  di dalam kelas,  dengan alasan agar  anak  bisa  belajar  mandiri.  Selain itu,  Bunda  Annisa  juga  tidak  ingin melukai  perasaan sang anak,  yang  akan mengakibatkan perasaan sakit  hati atau  dendam  di  dalam  diri  sang  anak.  Maka  Bunda Annisa  pun memiliki  trik  tersendiri  untuk bisa  “memisahkan” sang  Mama dengan anak  didiknya.   Trik tersebut  memang sangat  membutuhkan kesabaran dan ketekunan,  karena  prosesnya tidaklah  instan  namun cenderung  “perlahan-lahan”. Yang dilakukan Bunda Annisa adalah dengan meminta  orang tua  menemani  anak  didik masuk  ke dalam  kelas  dan  duduk  di samping sang anak pada hari  pertama.  Tujuannya adalah agar anak bisa  menyesuaikan diri  terlebih   dahulu  dengan keadaan di  kelas,  teman-teman baru,  dan tentu  saja guru-guru  baru. Pada hari  kedua, orang  tua  “jaga jarak”  dengan sang  anak.   Dari  hari  ke hari,  jarak  anak dengan orang tua semakin menjaduh. Hal ini dilakukan agar  anak bisa  lebih akrab dengan teman-temannya dan bisa lebih mandiri  dalam melakukan sesuatu, tanpa melukai perasaan sang anak. Beberapa  hari  kemudian,  orang   tua  berada  di luar  namun  berposisi  di  dekat  jendela kelas,  sehingga  anak  masih  tetap  bisa  melihat  sang Mama yang setia  menunggunya.  Dalam  proses  menjauh tersebut, sesekali  anak  pasti akan menghadap  ke belakang  dan berusaha  mencari  keberadaan sang  Mama. Dan saat anak  didik  menatap  sang  Mama,  sebaiknya  orang tua memuji  sang  anak  atau  cukup memberikan “jempol” kepada sang  anak. Oh  iya,  Bunda Annisa juga memberikan semacam puisi  kepada anak didiknya  yang masih  baru, yang isinya  adalah  doa  dan motivasi  kepada anak  untuk tidak  terlalu “bergantung “ pada  sang  Mama. Puisinya demikian
:
” Bunda selalu ada menemaniku walau berada dirumah tak disampingku bunda menemani dengan do'anya dan aku aman dan nyaman bersama guru dan kawan-kawanku karena merekapun sayang padaku.”
Nah… Setelah sang anak sudah terbiasa duduk  sendiri,  barulah  peraturan bahwa orang tua hanya  boleh  menunggu di ruang  tunggu  diberlakukan.
 Terkadang  mungkin kita akan menghadapi orang tua yang  kurang  memahami pentingnya belajar di kelas  tanpa ditemani  orang tua. Orang tua tersebut biasanya  berusaha mencurahkan kasih sayang kepada anaknya, dan tidak mau anaknya bersedih saat  ditinggalkan di dalam kelas. Hal  tersebut sangat tidak disarankan di  dalam Pendidikan Anak  Usia Dini.  Karena walaubagaimana pun anak harus dilatih untuk bisa hidup  mandiri. Dan pelajaran tersebut  akan sangat  baik bila diterapkan di sekolah. Untuk  mencegah  hal tersebut,  komunikasi  antara orang tua dan guru sangat  penting.  Bila perlu, di awal pelajaran,  sekolah  mengadakan seminar  yang diperuntukkan bagi  orang tua dan guru. Seminar  tersebut  biasanya diadakan  di awal  tahun ajaran dan berisikan pengenalan sekolah.  Pada seminar  tersebut  akan di bahas  segala  sesuatu yang berhubungan dengan sekolah, salah satunya peraturan sekolah yang berisi  larangan bagi  orang tua masuk  ke dalam kelas  saat  kegiatan  belajar dan  mengajar  berlangsung. Beberapa  hal lain yang perlu  saya  tambahkan di dalam proses memisahkan anak   didik  dari  orang tua yang dikemukakan oleh Bunda Annisa  adalah:
  1. Mengetahui  penyebabnya
Untuk mengetahui penyebab anak menjadi  takut dan malu,adalah dengan mengajak anak untuk  “curhat”. Penyebab  utama anak  pemalu  di dalam kelas biasanya ada dua. Yaitu karena memang  anaknya memiliki sifat  pemalu, dan bisa juga karena“tidak kerasan”. Anak menjadi tidak  kerasan biasanya  terjadi karena mereka dipaksa oleh orang tua, dan orang  tua kurang  bisa memberikan informasi kepada anak tentang  betapa menyenangkannya  suasana di kelas. Hal ini menyebabkan anak berpikiran yang “tidak-tidak”. Bila  menghadapi  anak yang  memang pemalu,  biasanya  penangannya  lebih lama,  karena hal ini lebih bersifat  membangun karakter anak, namun bila hal ini disebabkan kesalahan persepsi anak tentang  suasana kelas yang sebenarnya,  yang  perlu  kita tekankan adalah lebih  pada pengubahan persepsi  anak. Walaupun demikian, cara penangannya  hampir sama, namun jangka waktu “penyembuhannya”  tentu  akan lebih  lama dan lebih  intens anak yang  berkarakter pemalu.
  1. Pujian
Pujian ini akan sangat penting untuk memotivasi anak. Dengan pujian anak akan menjadi  lebih berani mengekpresikan diri. Selain itu dengan pujian kita  telah  mengajarkan anak untuk selalu berpikiran positif.
  1. Materi  Pelajaran Menarik dan Mengasah  Kemampuan Sosial
Materi pelajaran yang menarik, akan membuat  anak menjadi  betah berada di dalam kelas. Sebelum mereka sampai ke sekolah, mungkin bayangan mereka adalah mereka akan berada di tempat yang serius dan diajar  oleh guru yang “galak”. Bila kita mengajarkan mereka materi  yang menarik dan menyenangkan,  segala pemiikiran negatif  mereka tentang  suasana kelas bisa kita ubah menjadi  segala sesuatu  yang positif dan fun. Dan akan lebih baik lagi bila materi yang diajarkan adalah materi pelajaran yang berhubungan dengan persahabatan dan keakraban, agar antar anak didik bisa saling mengenal satu  sama lain.  Biasanya materi pelajaran ini bersifat  aktivitas. Di dalam aktivitas ini kita bisa “menjodohkan” mereka satu sama lainnya. Maksudnya adalah membuat  mereka akrab satu  sama lain. Misalnya, meminta anak menggambar dengan cara satu kertas berdua, menyanyi  di depan kelas berdua-dua, menari di depan kelas berdua-dua, dan masih banyak aktivitas lain  yang bisa kita pilih.

4. Nasihat tentang kemandirian
Nasihat  ini tidak perlu kita tujukan kepada seoarang anak, misalnya hanya kepada anak yang pemalu. Nasihat ini kita tujukan pada semua anak  yang  berada di dalam kelas, agar anak-anak yang  pemalu tidak merasa dihakimi. Nasihat bisa berupa puisi, seperti yang  dibuat oleh  Bunda Annisa. Atau bisa juga dengan mengatakan sesuatu  di  dalam kelas yang bersifat  menasihati anak akan pentingnya bersikap mandiri. Atau bisa juga dengan menyanyikan lagu ANAK MANDIRI. 

5. Mengajarkan orang tua  cara memotivasi  anak.
Hal ini sangat  penting dilakukan karena anak menjadi  pemalu atau terkesan takut, disebabkan oleh kurangnya  motivasi  dari  orang tua. Hal ini biasanya disebabkan karena orang tua yang terlalu  sibuk, sehingga  hanya  memasrahkan masalah pendidikan anak  kepada guru. Padahal pendidikan anak  tidak hanya  berhubungan dengan guru, namun juga jalinan komunikasi  yang  baik antara guru dan orang tua. Dan tentu saja semuanya  harus dilakukan demi kebaikan sang  anak. Hal terpenting yang harus  dilakukan guru  kepada orang tua adalah denganmengajarkan orang  tua  cara memotivasi  anak. Misalnya dengan membuat  anak-anak  gembira sebelum berangkat sekolah (tidak membuat  anak sedih, takut, dan tertekan), memberikan banyak pujian kepada anak, dan  masih  banyak kata-kata motivasi yang  lain yang  menyesuaikan dengan karakter sang  anak. Hal  ini sangat  penting untuk menghindari masalah “rumah” yang terbawa ke sekolah. Misalnya ada anak  yang  menjadi  pemalu  di kelas, karena habis dimarahin mamanya. Tentu hal  ini akan lebih sulit diatasi tanpa adanya komunikasi  yang  baik antara orang tua dan guru.
Sumber: Karya Kak Zepe