Tampilkan postingan dengan label mengajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mengajar. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Oktober 2012

Mewujudkan Kecerdasan Secara Utuh

Taman Kanak-kanak (TK) Muslimat NU Khoirunnisa I merupakan salah satu TK di bawah naungan Yayasan Pendidikan Muslimat Nahdlatul Ulama Bina Bakti Wanita perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berdiri pada tahun 2002 dan dibina langsung oleh Muslimat NU yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran, TK ini berupaya menumbuhkan kecerdasan utuh, baik intelektual, emosional dan spiritual serta membangun jiwa nasionalisme dalam diri siswa.
Kecerdasan intelektual diperoleh melalui pelajaran bahasa Indonesia, Arab dan Inggris, membaca, menulis dan sains sebagai pengetahuan serta perkembangan otak kanan. Pembelajaran dengan materi pengetahuan seperti benda langit, tegnologi komunikasi dan transportasi, selain memberikan wawasan lebih kepada siswa, juga menjadikan siswa bersemangat untuk belajar membaca dan menulis.
Kecerdasan emosional dibangun dengn menerapkan sikap empati, toleransi, kreatif, santun dan mandiri dalam bertindak maupun belajar selama berada di lingkungan sekolah. Setiap pagi dan siang sebelum pulang sekolah siswa dibiasakan untuk mengucapkan dn menjawab salam kepada guru, sehingga akan menumbuhkan rasa santun mereka terhadap orang yang lebih tua.
Permainan-permainan simulasi dan makan bersama diharapkan dapat mengikis sikap egois siswa berganti dengan empati dan toleransi. Pembelajaran melakukan segla kebutuhannya secara pribadi dapat membiasakan siswa mandiri serta kreatif dalam mewujudkan kebutuhannya.

mengaji iqra' rutin setelah makan bersama

Kecerdasan spiritual ditingkatkan dalam pembelajaran praktek wudhu, sholat dan mengaji iqra’. Setiap hari senin hingg jum’at siswa mengaji iqra’ secara rutin setelah kegiatan makan bersama. Sedangkan khusus hari jum’at siswa melaksanakan praktek wudhu, sholat dhuha dan mengaji iqra’ secara bersama-sama.

TK Khoirunnisa I juga menumbuhkan jiwa nasionalisme dengan pembelajaran upacara upacara bendera setiap hari senin. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa pada pentingnya menghargai perjuangan kemerdekaan.

kegiatan upacara bendera setiap hari senin

Salah satu program kerja di Tk Khoirunnisa I pada Semester I (satu) adalah bertema “kebutuhanku”, maka diadakan kegiatan “makan sehat” di sekolah. Pihak sekolah menyediakan makanan sehat dan bergizi, yaitu kacang hijau, roti dan susu, serta nasi uduk. Hal ini bertujuan agar siswa mengenal berbagai macam atau jenis makanan yang sehat dan bergizi dan menumbuhkan kesadaran pada siswa akan pentingnya makanan sehat.


Salah Satu Cara Pembelajaran di Kelas

Guru TK dalam memberikan materi kepada anak-anak dapat dengan berbagai cara, melalui beraneka macam media yang ada di sekitarnya. Salah satu cara pembelajaran yang juga efektif adalah mengajak mereka duduk melingkar di lantai kelas. Hal ini akan mendatangkan kedekatan emosi di antara guru dan anak.


Setiap harinya anak tidak hanya diajar, disuruh mengerjakan tugas (baik menggambar, menulis, mewarnai ataupun aktifitas lainnya) dengan duduk di kursi dan meletakkan tugasnya di atas meja saja. Akan tetapi memberikan kesempatan bagi anak untuk duduk dengan rileks di atas lantai, sambil mendengarkan guru bercerita, mendongeng ataupun menyampaikan materi pelajarannya.

Komunikasi yang terjalin adalah dua arah, anak bisa dengan leluasa bertanya dengan tetap menjaga kaidah kesopanan dan seorang guru bisa lebih dekat mengenal karakter setiap muridnya.

Alhasil, biasanya anak yang terkadang sulit diam ataupun terlalu banyak geraknya, dia akan dapat mengendalikan aktifitasnya tersebut karena mendapat perhatian yang sama dari gurunya.

so...jangan takut untuk berinovasi ataupun berkreasi agar lebih dapat menciptakan suasanya yang nyaman dan menyenangkan selama proses pembelajaran di kelas TK berlangsung.

Rabu, 15 Agustus 2012

11 Kiat Menjadi Guru Kreatif

Ciri-ciri  guru kreatif:
1. Berpikir inovatif 
Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran guru yang selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Guru tidak hanya mengajarkan materi sama persis seperti yang ada pada silabus, Promes, RPP, RKH ataupun RKM. Guru terutama untuk pengajar di tingkat PAUD dan TK bisa mengembangkan materi tersebut dan ataupun mengkreasikan materi dengan permainan, nyanyian dan aneka gerakan tepuk tangan yang mampu membuat anak didik menjadi tertarik, suka dan enjoy dengan apa yang diajarkan guru.

2. Percaya diri 
Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang ada pada diri guru yang kreatif. Tidak mudah memang menjadi seorang guru yang kreatif, karena apa pun karya yang dia ciptakan harus kembali kepada anak didiknya. Keberhasilan seorang guru yang kreatif terletak pada kepuasan siswa setelah menerima materi pelajaran yang diberikan. Kalau pun anak didik merasa tidak suka atau tidak puas, guru yang kreatif seharusnya peka dalam hal ini. Langkah selanjutnya, dia akan mencoba mencari metode mengajar yang lain. Metode pengajaran yang sesuai dengan selera dan kemampuan anak didiknya. Tapi bagi saya, masalah siswa puas atau senang dengan metode pelajaran yang kita berikan adalah urusan belakangan. Yang terpenting adalah sikap pantang menyerah untuk selalu memberikan yang terbaik kepada anak-anak didiknya. Karena apa pun metode pengajaran yang diberikan, bila bervariasi, maka siswa pasti tidak akan bosan.

3. Tidak gaptek 
Gaptek (gagap teknologi) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi kreatif. Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman. Dia bisa mengkombinasikan sesuatu yang bersifat “kuno” atau “jadul” menjadi sesuatu yang menarik. Bagaimana bisa menjadi menarik? Karena dia bisa menggabungkan sesuatu yang “jadul” dengan sesuatu yang modern. Misalnya, memvariasikan permaianan tradisional dengan permainan modern. Mengajarkan anak dengan gerakan tepuk (tepuk sate, tepuk badut, tepuk wudhu, tepuk anak sholeh, tepuk islam, dsb).
Mengkreasikan nyanyian, seperti: agar anak-anak hafal nama-nama nabi yang wajib diketahui dimana jumlahnya ada 25nabi, guru mengajarkan anak didik menyanyi lagu nabi dengan irama “balonku” yang sudah tidak asing ditelinga anak-anak, atau menyanyi rukun islam dengan irama ‘balonku”, dsb.

4. Materi Pelajaran yang Diberikan Menjadi Mudah Dimengerti 
Tidaklah mudah mentransfer ilmu dari seorang guru menuju ke anak didiknya. Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru. Namun seorang guru yang kreatif akan selalu mencoba berbagai cara agar anak didiknya mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.
Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai metode: pembelajaran klasikal di dalam kelas, atau mengajak anak duduk melingkar dilantai kelas, atau juga pembelajaran di luar kelas: dihalaman sekolah, di taman (alun-alun) dan dimanapun yang memang tempatnya memungkinkan untuk anak mendapatkan tambahan ilmu yang bermanfaat dan mudah dimengerti mereka.
Penyampaian materi dapat dengan komunikasi dua arah, saling tanya jawab antara guru dan murid, menyampaikan dengan permainan, nyanyian (lagu), mengerjakan soal-soal (LKS), dsb.

5. Terus Belajar dan Belajar 
Tidak ada kata puas bagi seorang guru yang kreatif. Bukan tidak ada kata puas yang negative. Namun kata “tidak puas” bagi seorang guru yang kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan diri sendiri, anak didik, dan sekolah. 
Semua media baik media cetak ataupun elektronik bisa menjadi alat dan sumber belajar yang efektif bagi guru. Melalui media seperti Facebook akan kita temui forum guru khusus PAUD & TK yang sangat bermanfaat bagi guru untuk bisa sharing dan bertukar informasi tentang dunia pendidikan PAUD & TK.
Dengan mengenal internet, maka guru dengan mudah bisa mengakses berbagai ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pengembangan guru dalam proses belajar & mengajar bagi anak didiknya.

6. Cerdas Dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya
Karena tingkat kepekaan kepada anak didiknya yang tinggi, maka seorang guru yang kreatif  biasanya mengenal kemampuan setiap anak didiknya. Kemampuan anak didiknya adalah bisa berupa bakat atau talenta. Dengan kepekaan yang dia miliki, seorang guru yang kreatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misalnya dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah. 

7. Kooperatif 
Guru yang kreatif menyadari akan kelemahannya juga sebagai manusia. Itulah kenapa seorang guru yang kreatif berusaha untuk bisa belajar dari orang lain. Dengan kata lain, guru yang kreatif harus bisa bekerjasama dengan sesama guru, anak didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak yang berada di lingkungan sekolah.
Hal ini juga berguna untuk menyatukan misi dan visi diri dengan misi dan visi sekolah dan mengurangi kesalahpahaman dan permasalahan yang mungkin terjadi.

8. Pandai Memanfaatkan “Apa yang Ada” 
Biasanya seorang guru yang kreatif pandai memanfaatkan apa yang ada di dalam sekolah. Kertas bekas pun bisa berubah menjadi sarana belajar yang menarik, karena disampaikan dengan cara mengajar yang menarik pula. 

9. Bisa menerima Kritik 
Sebuah kritik bukanlah sesuatu yang “menyakitkan” bagi seorang guru yang kreatif. Justru disitulah seorang guru yang kreatif bisa belajar dari kekuranganya dan kesalahannya. Dia akan berpikir bagaimana caranya agar kekurangannya bisa diminimalkan atau bahkan menjadi sebuah kelebihan, dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Hal ini tentunya juga akan bermanfaat bagi perkembangan diri guru kreatif. 

10. Mengajar Dengan Cara Menyenangkan 
Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya merasa bosan dan tertekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.

11.Mengajar Dengan Tulus & Ikhlas (red., penulis)
Profesi guru adalah profesi pengabdian, ia dituntut untuk mampu memberikan pengajaran & peembelajaraan kepada anak didiknya. Sangatlah penting untuk dilakukan, yaitu mengajar dengn tulus dan ikhlas. Terlebih lagi untuk guru yang mengajar di tingkat PAUD & TK, guru harus lebih bijaksana & sabar dalam menghadapi anak didik yang masih kecil dengan sifat & latar belakang yang beraneka macam.
Tidak hanya guru, semua pekerjaan yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas akan mendatangkan ketentraman, kenyamanan dan kebahagiaan bagi kita. Guru tidak mengharapkan hadiah, pujian ataupun beraneka parcel, guru akan bahagia jika anak didik mereka mampu menyerap & memahami ilmu yang telah disampaikannya, serta menjadi anak yang sholeh sholehah, cerdas, pintar, santun dan bermanfaat bagi sesama.

sumber: Karya Kak Zepe

Kreasi Origami Membuat Bintang

Saat saya berselancar di dumay (dunia maya)...hal yang biasanya saya lakukan adalah membuka Fb di Forum TK dan PAUD. Hal ini Alhamdulillah sangat membantu saya dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan, saling sharing serta bersilaturrahim dengan sesama pendidik di lingkup TK dan PAUD. Salah satunya, yaitu ada ibu Rhiena Oemmi Khansa yang membagikan ilmu tentang cara membuat bintang dari kertas (origami). Ini salah satu cara beserta foto-fotonya:












Semoga bermanfaat yaaaa.....

Rabu, 11 Juli 2012

Mengajar Itu Menyenangkan Jika Dengan Tulus Ikhlas



Mendidik siswa taman kanak-kanak merupakan hal yang membahagiakan dan menarik. Apalagi disaat mampu mengubah sikap siswa yang masih malas dan egois menjadi anak yang disiplin, rajin serta mampu bertoleransi dengan sesama, menjadi saat yang membanggakan.
Berbagai pelatihan yang telah dimiliki baik pelatihan pendidikan bahasa inggris untuk anak hingga pengembangan pendidikan berkarakter dapat memberikan suasana berbeda dalam pembelajaran siswa.
Siswa taman kanak-kanak memerlukan proses belajar dalam permainan. Melalui permainan-permainan siswa dapat belajar bertoleransi, berempati, berkreasi, mampu membaca dan menulis serta berbahasa arab dan inggris.
Hasil pembelajaran dengan permainan ataupun nyanyian juga lebih diingat oleh siswa karena siswa melakukan sendiri semua hal yang dipelajari dan merupakan hal-hal yang menyenangkan.
Contohnya: agar siswa mengenal dan hafal nama-nama wajib nabi yang harus diketahui, maka guru memperkenalkan nama-nama nabi tersebut dengan nyanyian. Dengan irama “balonku” maka siswa akan mengenal dan hafal nama-nama nabi yang jumlahnya ada 25 nabi.
Contoh lainnya, agar siswa hafal tentang gerakan wudhu, maka ada “tepuk wudhu”. Ada juga tepuk sate, tepuk badut, dimana semua itu bertujuan agar siswa lebih mengenal tentang profesi tukang sate dan badut.
Keikhlasan dan kasih sayang untuk pendidikan menjadi kunci keberhasilan suatu proses pembelajaran. Dengan ikhlas, pengajaran kepada siswa dapat dilakukan sepenuh hati. Dan dengan kasih sayang hubungan guru dan siswa lebih erat, sehingga proses pendidikan demi akhlak mulia dapat tercapai.

Selasa, 12 Juni 2012

Suasana Pembelajaran di Kelas

Saatnya beraktifitas dan berinteraksi dengan anak-anak, mengeksplorasi bakat, minat dan kemampuan mereka. Mentransferkan ilmu, nilai-nilai akhlak dan akidah, belajar, bermain dan bernyanyi yang semoga bermanfaat dan maslahat bagi kehidupan mereka kelak, karena di pundaknyalah nanti tanggungjawab akan diemban, karena mereka adalah generasi penerus bangsa Indonesia.

ruang kelas TK B

siswa laki-laki di TK B

tetap senyum semangaaats...keep istiqomah wa hamazah...dan...menebar salam kebaikan...

Rabu, 16 Mei 2012

Menghadapi Anak Didik Baru dan Pemalu


Menghadapi  Anak  Didik  Baru  dan Pemalu

Setiap  tahun,  kita  pasti  akan mendapati  anak-anak didik  baru. Diantara  anak didik  tersebut,  pasti ada  yang  pemberani,  dan ada  yang pemalu. Ada anak pemalu  yang  tidak  mau  masuk  kelas  kalau  tidak  ditemeni  orang  tuanya,  dan ada  pula anak  pemalu  yang  tidak  mau  ngomong  di dalam kelas dan tidak  mau  aktif   di  dalam  kelas.  Bagaimana  menghadapi  anak  seperti  ini? Bagaimana  menumbuhkan sikap  percaya  diri  kepada  anak sehingga  mau  menjadi   anak  pemberani  seperti  teman-temannya yang  lain?

 Untuk membahas   hal  ini,  saya akan memberikan contoh  salah  satu   kasus  yang pernah  dihadapi oleh   Bunda  Annisa Kurniati.   Beliau  adalah  salah  satu  dosen di Universitas Karimun, Bunda Annisa pernah   menghadapi  kasus dimana  salah  satu siswa  barunya tidak  mau  masuk  kelas  bila  tidak  ada  Mama di  sampingnya. Dalam menghadapi  kasus  ini,  Bunda Annisa  memiliki  prinsip  untuk  tidak  memperbolehkan  anak  ditemeni  orang tua  di dalam kelas,  dengan alasan agar  anak  bisa  belajar  mandiri.  Selain itu,  Bunda  Annisa  juga  tidak  ingin melukai  perasaan sang anak,  yang  akan mengakibatkan perasaan sakit  hati atau  dendam  di  dalam  diri  sang  anak.  Maka  Bunda Annisa  pun memiliki  trik  tersendiri  untuk bisa  “memisahkan” sang  Mama dengan anak  didiknya.   Trik tersebut  memang sangat  membutuhkan kesabaran dan ketekunan,  karena  prosesnya tidaklah  instan  namun cenderung  “perlahan-lahan”. Yang dilakukan Bunda Annisa adalah dengan meminta  orang tua  menemani  anak  didik masuk  ke dalam  kelas  dan  duduk  di samping sang anak pada hari  pertama.  Tujuannya adalah agar anak bisa  menyesuaikan diri  terlebih   dahulu  dengan keadaan di  kelas,  teman-teman baru,  dan tentu  saja guru-guru  baru. Pada hari  kedua, orang  tua  “jaga jarak”  dengan sang  anak.   Dari  hari  ke hari,  jarak  anak dengan orang tua semakin menjaduh. Hal ini dilakukan agar  anak bisa  lebih akrab dengan teman-temannya dan bisa lebih mandiri  dalam melakukan sesuatu, tanpa melukai perasaan sang anak. Beberapa  hari  kemudian,  orang   tua  berada  di luar  namun  berposisi  di  dekat  jendela kelas,  sehingga  anak  masih  tetap  bisa  melihat  sang Mama yang setia  menunggunya.  Dalam  proses  menjauh tersebut, sesekali  anak  pasti akan menghadap  ke belakang  dan berusaha  mencari  keberadaan sang  Mama. Dan saat anak  didik  menatap  sang  Mama,  sebaiknya  orang tua memuji  sang  anak  atau  cukup memberikan “jempol” kepada sang  anak. Oh  iya,  Bunda Annisa juga memberikan semacam puisi  kepada anak didiknya  yang masih  baru, yang isinya  adalah  doa  dan motivasi  kepada anak  untuk tidak  terlalu “bergantung “ pada  sang  Mama. Puisinya demikian
:
” Bunda selalu ada menemaniku walau berada dirumah tak disampingku bunda menemani dengan do'anya dan aku aman dan nyaman bersama guru dan kawan-kawanku karena merekapun sayang padaku.”
Nah… Setelah sang anak sudah terbiasa duduk  sendiri,  barulah  peraturan bahwa orang tua hanya  boleh  menunggu di ruang  tunggu  diberlakukan.
 Terkadang  mungkin kita akan menghadapi orang tua yang  kurang  memahami pentingnya belajar di kelas  tanpa ditemani  orang tua. Orang tua tersebut biasanya  berusaha mencurahkan kasih sayang kepada anaknya, dan tidak mau anaknya bersedih saat  ditinggalkan di dalam kelas. Hal  tersebut sangat tidak disarankan di  dalam Pendidikan Anak  Usia Dini.  Karena walaubagaimana pun anak harus dilatih untuk bisa hidup  mandiri. Dan pelajaran tersebut  akan sangat  baik bila diterapkan di sekolah. Untuk  mencegah  hal tersebut,  komunikasi  antara orang tua dan guru sangat  penting.  Bila perlu, di awal pelajaran,  sekolah  mengadakan seminar  yang diperuntukkan bagi  orang tua dan guru. Seminar  tersebut  biasanya diadakan  di awal  tahun ajaran dan berisikan pengenalan sekolah.  Pada seminar  tersebut  akan di bahas  segala  sesuatu yang berhubungan dengan sekolah, salah satunya peraturan sekolah yang berisi  larangan bagi  orang tua masuk  ke dalam kelas  saat  kegiatan  belajar dan  mengajar  berlangsung. Beberapa  hal lain yang perlu  saya  tambahkan di dalam proses memisahkan anak   didik  dari  orang tua yang dikemukakan oleh Bunda Annisa  adalah:
  1. Mengetahui  penyebabnya
Untuk mengetahui penyebab anak menjadi  takut dan malu,adalah dengan mengajak anak untuk  “curhat”. Penyebab  utama anak  pemalu  di dalam kelas biasanya ada dua. Yaitu karena memang  anaknya memiliki sifat  pemalu, dan bisa juga karena“tidak kerasan”. Anak menjadi tidak  kerasan biasanya  terjadi karena mereka dipaksa oleh orang tua, dan orang  tua kurang  bisa memberikan informasi kepada anak tentang  betapa menyenangkannya  suasana di kelas. Hal ini menyebabkan anak berpikiran yang “tidak-tidak”. Bila  menghadapi  anak yang  memang pemalu,  biasanya  penangannya  lebih lama,  karena hal ini lebih bersifat  membangun karakter anak, namun bila hal ini disebabkan kesalahan persepsi anak tentang  suasana kelas yang sebenarnya,  yang  perlu  kita tekankan adalah lebih  pada pengubahan persepsi  anak. Walaupun demikian, cara penangannya  hampir sama, namun jangka waktu “penyembuhannya”  tentu  akan lebih  lama dan lebih  intens anak yang  berkarakter pemalu.
  1. Pujian
Pujian ini akan sangat penting untuk memotivasi anak. Dengan pujian anak akan menjadi  lebih berani mengekpresikan diri. Selain itu dengan pujian kita  telah  mengajarkan anak untuk selalu berpikiran positif.
  1. Materi  Pelajaran Menarik dan Mengasah  Kemampuan Sosial
Materi pelajaran yang menarik, akan membuat  anak menjadi  betah berada di dalam kelas. Sebelum mereka sampai ke sekolah, mungkin bayangan mereka adalah mereka akan berada di tempat yang serius dan diajar  oleh guru yang “galak”. Bila kita mengajarkan mereka materi  yang menarik dan menyenangkan,  segala pemiikiran negatif  mereka tentang  suasana kelas bisa kita ubah menjadi  segala sesuatu  yang positif dan fun. Dan akan lebih baik lagi bila materi yang diajarkan adalah materi pelajaran yang berhubungan dengan persahabatan dan keakraban, agar antar anak didik bisa saling mengenal satu  sama lain.  Biasanya materi pelajaran ini bersifat  aktivitas. Di dalam aktivitas ini kita bisa “menjodohkan” mereka satu sama lainnya. Maksudnya adalah membuat  mereka akrab satu  sama lain. Misalnya, meminta anak menggambar dengan cara satu kertas berdua, menyanyi  di depan kelas berdua-dua, menari di depan kelas berdua-dua, dan masih banyak aktivitas lain  yang bisa kita pilih.

4. Nasihat tentang kemandirian
Nasihat  ini tidak perlu kita tujukan kepada seoarang anak, misalnya hanya kepada anak yang pemalu. Nasihat ini kita tujukan pada semua anak  yang  berada di dalam kelas, agar anak-anak yang  pemalu tidak merasa dihakimi. Nasihat bisa berupa puisi, seperti yang  dibuat oleh  Bunda Annisa. Atau bisa juga dengan mengatakan sesuatu  di  dalam kelas yang bersifat  menasihati anak akan pentingnya bersikap mandiri. Atau bisa juga dengan menyanyikan lagu ANAK MANDIRI. 

5. Mengajarkan orang tua  cara memotivasi  anak.
Hal ini sangat  penting dilakukan karena anak menjadi  pemalu atau terkesan takut, disebabkan oleh kurangnya  motivasi  dari  orang tua. Hal ini biasanya disebabkan karena orang tua yang terlalu  sibuk, sehingga  hanya  memasrahkan masalah pendidikan anak  kepada guru. Padahal pendidikan anak  tidak hanya  berhubungan dengan guru, namun juga jalinan komunikasi  yang  baik antara guru dan orang tua. Dan tentu saja semuanya  harus dilakukan demi kebaikan sang  anak. Hal terpenting yang harus  dilakukan guru  kepada orang tua adalah denganmengajarkan orang  tua  cara memotivasi  anak. Misalnya dengan membuat  anak-anak  gembira sebelum berangkat sekolah (tidak membuat  anak sedih, takut, dan tertekan), memberikan banyak pujian kepada anak, dan  masih  banyak kata-kata motivasi yang  lain yang  menyesuaikan dengan karakter sang  anak. Hal  ini sangat  penting untuk menghindari masalah “rumah” yang terbawa ke sekolah. Misalnya ada anak  yang  menjadi  pemalu  di kelas, karena habis dimarahin mamanya. Tentu hal  ini akan lebih sulit diatasi tanpa adanya komunikasi  yang  baik antara orang tua dan guru.
Sumber: Karya Kak Zepe

Kamis, 03 Mei 2012

Sebuah Pengabdian

Bismillahirrohmanirrohiim
Alhamdulillahirobbil'alaamiin

Trima kasih TUHAN..di Tanah Harapan ini ENGKAU beri kesempatan & amanah untuk melakukan aktifitas seperti saat dulu...mengabdi, mengamalkan ilmu dalam dunia pendidikan, khususnya dunia anak-anak..kalau dunia kemarin berada di antara anak-anak berseragam putih merah, maka saat ini ada diantara anak-anak yang akan memasuki dunia tersebut, yaitu Taman Kanak-Kanak (TK)



memang benar, kata temankoe...enak lho jika kita mengajar & berbagi ilmu dengan anak-anak usia dini (prasekolah, seperti di PAUD atau TK)...insyaAlloh kita akan awet muda, meskipun mungkin lebih membutuhkan kesabaran & ketelatenan yang ekstra di bandingkan jika mengajar di tingkat SD, SMP atau SMU.



Kenapa bisa awet muda, ya jelas donk...karena setiap hari kita akan berada di lingkungan dan dunia anak yang sangat menyenangkan & amazing...belajar sambil bernyanyi, bermain, bercerita, melakukan tebak kata, edukasi alam, study tour dan sebagainya dimana semua aktifitas tersebut dilakukan dengan penuh keikhlasan dan gembira.


Semoga pengabdian ini bermanfaat dan maslahat bagi sesama...dan...menjadi jalan bagi diri tuk lebih dekat pada MU dan mendapat ridhoMU Ya ALLOH.aamiin
tetap senyum semangat for & b'cz ALLOH...^_^...

Sabtu, 28 April 2012

Tips Guru Hari Pertama Mengajar


Hari pertama mengajar, tentu saja merupakan hari yang sangat  menentukan bagi seorang guru atau pendidik anak usia dini. Kenapa? Karena meski anak-anak masih sangat polosmereka juga tidak kalah dalam menilai seseorang. Malah justru karena kepolosan merekalah, seorang pendidik anak usia dini harus bisa memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang menarik hati para anak didik. 

a. Materi pelajaran
    Yang pasti persiapan materi  mengajar haruslah benar-benar dipersiapkan baik-baik. Materi haruslah benar-benar yang menarik. Sebisa mungkin segala talenta yang kita  punya, bisa kita tunjukkan kepada anak-anak didik. Misalnya bila anda pandai  bernyanyi,  persiapkanlah  lagu yang terbaik buat   anak-anak didik
Bila anda pandai kerajinan tangan, buatlah sebuah karya kerajinan tangan yang nantinya bisa menjadi media pengajaran buat anak-anak didik. Supaya mereka benar-benar tahu, kalau  kita patut dihormati dan dihargai sebagai  guru dengan menunjukkan kualitas diri kita. Karena pada hari pertama itulah, anak-anak biasanya juga ditanya sama orang tuanya, ”Nak… gimana rasanya diajar sama Bunda Siti (bukan nama sebenarnya)?” Sehingga saat ditanya  sama orang tuanya, sang  anak bisa menjawab dengan jawaban yang luar biasa untuk didengarkan oleh orang tuanya.
b. Penampilan
Tampillah sebaik mungkin.  Penampilan ini tidak hanya berhubungan dengan pakaian kita,  malainkan juga “tindak tanduk” kita. Tampillah  sebaik mungkin,  bila perlu  pakai baju baru dan tubuh dan nafas  yang harus. Supaya anak-anak bisa betah berada di dekat kita. 
c. Hati yang gembira
Semua orang pasti tidak pernah   lepas dari yang namanya masalah. Sebagai pendidik  anak usia dini, sebaiknya kita jangan membawa  urusan rumah  tangga kita ke dalam sekolah. Meski kita sedih, atau lagi marah, jangan sampai perasaan itu terbawa di kelas atau saat kita mengajar. Biasanya itu akan sangat mempengaruhi kualitas mengajar  kita di depan anak-anak.
d. Hati yang ikhlas
Kata bunda-bunda pendidik  PAUD dan TK, hati yang ikhlas adalah syarat  yang terpenting bagi seorang pendidik anak usia  dini. Karena dengan hati yang ikhlas,  masalah-masalah yang mungkin timbul di dalam kelas terasa menjadi  lebih ringan dan bisa terselesaikan dengan baik,  sehingga tubuh pun tidak mudah terasa  capek.